Rindu

on Monday, February 28, 2011
Saya rindu masa itu
Jalan kita satu arah
Kita punya banyak waktu
Tak tahu apa amarah

Saya rindu kita bersama
Duduk sembari bersantap
Tak kenal apa agama
Cerita sampai gelap

Saya rindu saat tertawa
Lepas bebas dari hati
Anak-anak Adam dan Hawa
Hal baru setiap hari

Saya rindu
Bertemu karena rindu
Tertawa karena mau
Cerita karena mau



I miss semester 1...

And The Oscar Goes To....


BEST ART DIRECTION
  • Alice In Wonderland

BEST CINEMATOGRAPHY
  • Inception

BEST SUPPORTING ACTRESS
  • Melissa Leo-The Fighter

BEST ANIMATED SHORT FILM
  • The Lost Thing

BEST ANIMATED FEATURE FILM
  • Toy Story 3

BEST ADAPTED SCREENPLAY
  • The Social Network

BEST ORIGINAL SCREENPLAY
  • The King's Speech

BEST FOREIGN LANGUAGE FILM
  • In A Better World

BEST SUPPORTING ACTOR
  • Christian Bale

BEST ORIGINAL SCORE
  • The Social Network

BEST SOUND MIXING
  • Inception

BEST SOUND EDITING
  • Inception

BEST MAKE UP
  • The Wolfman

BEST COSTUME DESIGN
  • Alice In Wonderland

BEST DOCUMENTARY SHORT
  • Strangers No More

BEST LIVE ACTION SHORT
  • God of Love

BEST DOCUMENTARY FEATURE
  • Inside Job

BEST ACHIEVEMENT IN VISUAL EFFECT
  • Inception

BEST ACHIEVEMENT IN FILM EDITING
  • The Social Network

BEST ORIGINAL SONG
  • We Belong Together-Toy Story 3

BEST DIRECTOR
  • Tom Hooper-The King's Speech

BEST ACTRESS
  • Natalie Portman-Black Swan

BEST ACTOR
  • Colin Firth-The King's Speech

BEST PICTURE
  • The King's Speech

"I Got A Thing With Brunettes"

Sedikit cerita.

Coba perhatikan waktu tulisan ini di-posting.
YA. JAM 5 PAGI.

Kemarin telah terjadi kesepakatan bahwa gw akan mengantar nyokap yang mau ke Medan dini hari ini, tepatnya jam 4. EH TERNYATA, nyokap jadinya dianterin sama bokap.
Trus ga guna banget gw bangun sepagi ini.

Akhirnya gw memutuskan untuk nyalain AC lagi, nyalain laptop nyokap, internetan, sambil nungguin siaran langsung Academy Award....

....yang agaknya akan menyebabkan gw bolos kuliah.

Tapi tenang. Itulah mengapa istilah 'tipsen' sangat populer di kalangan mahasiswa, bukan?


Nah, daripada gatau mau ngapain dalam 3 jam ke depan, mending gw bikin review film lagi. Selamat membaca!


TANGLED


Sutradara: Nathan Greno, Byron Howard

Pengisi suara: Mandy Moore, Zachary Levi, Donna Murphy

Rating: 7/10


Story:
Dikisahkan bahwa di suatu masa dan di suatu kerajaan, hiduplah Raja dan Ratunya. Sang Ratu tengah hamil, dan rupanya sakit keras. Untuk menyembuhkan sang Ratu ini, diperlukan sebuah bunga ajaib yang katanya tumbuh dari tetesan matahari. Bunga ini dapat menyembuhkan penyakit apa saja. Namun, bunga ini tadinya dimonopoli oleh seorang penyihir jahat bernama Mother Gothel, yang menginginkan bunga ini agar bisa tetap terlihat muda.

Karena lalai menyembunyikan bunga tersebut, akhirnya pasukan Raja menemukannya dan memberikan bunga itu kepada sang Ratu. Ratu pun sembuh, dan melahirkan seorang anak perempuan bernama Rapunzel. Khasiat bunga itu rupanya ada dalam diri Rapunzel, terutama di rambutnya yang--berbeda dengan kedua orang tuanya yang berambut coklat--memiliki rambut pirang.

Mother Gothel lalu mendatangi istana Raja, berusaha mengambil khasiat bunga ajaib tersebut dengan memotong rambut Rapunzel, namun jika dipotong, rambut itu ternyata mati dan tidak berkhasiat apapun. Akhirnya Mother Gothel pun menculik Rapunzel dari istana, membesarkannya seperti anaknya sendiri, dan melarangnya keluar rumah sama sekali...

....hingga ia berusia 18 tahun dan ingin sekali keluar dari menara tempat ia tinggal (rambutnya sudah super panjang) untuk melihat ribuan lentera yang diterbangkan di langit setiap ulang tahunnya (yang sesungguhnya adalah perbuatan Raja dan Ratu agar anak mereka yang hilang bisa kembali).

Rapunzel kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan pencuri Flynn Rider yang secara tidak sengaja naik ke menaranya untuk bersembunyi dari kejaran pengawal kerajaan setelah mencuri mahkota. Mereka pun membuat kesepakatan bahwa Flynn harus mengantarnya melihat ribuan lentera tersebut, atau Rapunzel tidak akan memberikan mahkota curiannya.


Review:

Film-film Disney apa sih yang nggak keren.....?

Yah, pada dasarnya film ini konsepnya sama dengan film-film Disney klasik yang berlatarbelakang sebuah kerajaan, seorang putri, dsb dsb. Endingnya ga usah ditanya, sudah pasti hepi. Pocahontas aja walaupun hitungannya ga jadian, tapi yaaaa....hepi laaah....

Btw...mungkin bunga matahari berkhasiat itu bisa disamakan dengan Pond's Gold Radiance jaman sekarang... #lupakan

Seperti yang bisa dilihat di atas, pengisi suara untuk Rapunzel adalah Mandy Moore, penyanyi dan bintang film remaja yang sukses di jamannya. Tapi anehnya, seenggaknya menurut gw, di film ini suaranya sangat tidak seperti Mandy Moore, tertama saat bernyanyi.
Tanya kenapa...

Dari segi lagu-lagu...lumayan lah, walaupun rasanya memang jauh dari lagu jaman-jaman keemasan Disney yang semacam A Whole New World, Beauty and the Beast, dkk.

EH TAPI, ada beberapa faktor yang cukup mengejutkan gw di film ini:

1. Pernahkah kalian melihat adanya DARAH di film-film animasi Disney? Hampir tidak pernah! Nah, di film ini darah tersebut ditunjukkan segara cukup gamblang. Gw kaget, teringat di kepala adegan dari film Lion King dimana si Mufasa mati terinjak-injak Wildebeast....tapi tidak ada DARAH!! Bahkan di film Pocahontas aja, walaupun sudah tertembak, namun John Smith tidak terlihat meneteskan darah sama sekali.

2. Satu dari banyak film yang memperlihatkan sebuah tindakan pengorbanan diri yang unik. Gw membicarakan adegan di mana Flynn, yang sudah sekarat setelah ditusuk Mother Gothel saat berusaha menyelamatkan Rapunzel, menolak untuk disembuhkan oleh rambut ajaib Rapunzel. Gadis itu membuat kesepakatan bahwa ia akan ikut Mother Gothel pergi dari tempat itu asal ia boleh menyembuhkan Flynn.
Namun Flynn, bukannya membiarkan diri disembuhkan, malah memotong rambut Rapunzel sampai pendek sehingga hasilnya 0-0 untuk Mother Gothel-Flynn. Tidak ada yang mendapatkan keuntungan dari rambut Rapunzel.

Unyuk.

Dua faktor itu, menurut gw, membuat film ini layak tonton. Ga terlalu kekanak-kanakan, ga juga terlalu serius. Ditambah lagi ada dua karakter bodoh dalam 2 makhluk hidup berbeda, yaitu si kuda Maximus (sumpah, kuda dodol ini kocak abis!), dan si bunglon Pascal.

British Boys~ *melting*

on Sunday, February 27, 2011
LETTERS TO JULIET

Sutradara: Gary Winick

Pemain: Amanda Seyfried, Vanessa Redgrave, Gael Garcia Bernal, Christopher Egan

Rating: 7/10


Story:

Sophie (Seyfried) sedang berlibur bersama pacarnya Victor (Bernal) dengan tujuan bersenang-senang. Namun karena Victor sedang fokus membuka restoran barunya di New York, maka Sophie pun pergi berjalan-jalan sendirian--di kota Verona--dimana ia menemukan sebuah rumah yang dikenal sebagai Rumah Juliet, dari roman terkenal Romeo & Juliet.

Di rumah itu terdapat sebuah tembok dimana semua wanita dari seluruh dunia datang dan menuliskan surat kepada Juliet, yang kemudian akan dikumpulkan dan dibalas oleh sekelompok wanita yang menyatakan diri mereka sebagai 'sekretaris Juliet'.

Saat tengah mengambil surat-surat yang ditempel di dinding, Sophie menemukan sebuah surat lama yang selama ini tersembunyi, lalu memutuskan untuk membalas surat tersebut. Surat yang ditulisnya ternyata memberi semangat kepada sang pemilik surat, Claire (Redgrave), untuk datang ke Italia dan mencari cinta lamanya...ditemani oleh cucunya Charlie (Egan) yang skeptis dan ogah-ogahan.

Merasa bertanggung jawab atas kedatangan mereka, Sophie pun memutuskan untuk membantu Claire menemukan cinta lamanya kembali, yaitu seorang pria bernama Lorenzo Bartolini.


Review:

Film ini berhasil membuat gw galau menye-menye tengah malam! GRAOR!
Gw lagi ga ada kerjaan gitu di kosan, jadi gw iseng nonton, abis filmnya kan cukup ringan gitu...

Ceritanya sih....standar. Romantis-unyu-gimana-gitu pokoknya. Tapi ada beberapa poin yang gw suka dari cerita ini, yaitu:

1. Yang namanya TLBK (Tjinta Lama Bersemi Kembali) itu biasa. Tapi TLBK ala oma-oma 70 tahun?? Itu LUAR BIASA. Lucu aja gitu melihat ada oma-oma yang masih charming dan berkepribadian unik pergi ke Italia buat nyari cinta lamanya.

2. Gw jadi tau ada yang namanya Fact Checker...ato apalah namanya itu, pokoknya kerjaannya nyari fakta gitu. Sepertinya sebuah profesi yang menarik, hihihihih...

3. Dalam film ini...kenyataannya adalah cewenya yang ngomong 'i love you' duluan. Itu menandakan dia adalah cewek berani! You rock, girl!

Ya, kira-kira itu adalah poin-poin yang gw suka dari cerita ini.

Menurut gw Vanessa Redgrave memainkan karakter oma-oma romantis dengan sangat oke, karena karismanya benar-benar terpancar, sesuai dengan karakter yang ia mainkan dimana walaupun sudah tua, setiap Lorenzo Bartolini yang ia temui terlihat naksir sama dia.

Gw...jadi bercita-cita kalo udah tua jadi oma-oma kayak gitu.

DAAAN, yang pualing bikin galau se-2011 adalah pria inih! (ikuti tanda panah merah)



Ganteng+mata agak menyipit dan dalam+macho+logat British+lengan kemeja digulung = KOMBINASI MEMATIKAN!

Oh ya, satu fakta unik lagi.

Gw tadinya kurang tahu-menahu sama seorang aktor bernama Gael Garcia Bernal. Gw cuma pernah lihat namanya di iklan Nike yang Write The Future. Gw juga tau dia pernah bermain di film berjudul And Your Mother Too.

Katanya dia semacam....yaaa, katakanlah semacam Ryan Reynolds-nya Mexico.
Tapi...setelah gw liat-liat lagi...
Bukannya gw menggelepar-gelepar melihat kegantengannya, tapi malah takjub!

Karenaaaaaa......






Gw menemukan bahwa mereka berdua MIRIP!!
HAHAHAHAHAHAHAHA!!


Ya, baiklah, segitu saja review kali ini.
Gw mau meleleh lagi liat Christopher Egan...
Egan....e ganteng....

"B-B-B-B-Bertie?"

on Saturday, February 26, 2011
Another movie review. This time....


THE KING'S SPEECH

Sutradara: Tom Hooper

Pemain: Colin Firth, Geoffrey Rush, Helena Bonham-Carter, Guy Pearce

Rating: 8/10


Story:

Pangeran Albert (Firth) dari Inggris ternyata memiliki penyakit yang membuatnya selalu rendah diri: gagap. Baik berbicara di depan umum maupun di depan keluarganya, penyakitnya ini selalu menghambat dirinya dan membuatnya stress. Istrinya (Carter) telah mencoba berbagai terapis dan dokter, namun belum ada yang bisa menyembuhkan kegagapan Pangeran Albert.

Sampai suatu hari, ia disarankan untuk mencoba datang ke Lionel Logue (Rush), seorang terapis yang biasa membantu orang-orang pasca perang. Metode yang digunakan Logue cukup unik, dan dengan kesabaran luar biasa, akhirnya Pangeran Albert mengalami kemajuan.

Hal ini menjadi tambah runyam ketika kakaknya, Pangeran Edward (Pearce) kemudian naik menjadi raja setelah ayah mereka meninggal dunia. Masalahnya, Pangeran Edward menyukai seorang janda Amerika dan berniat menikahi janda ini, sementara peraturan di Inggris melarang hal tersebut.
Pangeran Edward lalu memilih untuk menanggalkan gelar dan kedudukannya sebagai raja demi menikahi janda Amerika ini, sehingga naiklah Pangeran Albert menjadi raja dengan gelar Raja George VI.

Tak lama kemudian, Eropa dilanda perang dengan Jerman, dan Inggris pun turut menyatakan perang terhadap Jerman. Puncaknya adalah saat sang raja harus menyampaikan pidato pemberi semangat kepada rakyat dan tentara Inggris, yang akan disiarkan secara langsung ke penjuru kerajaan.


Review:

Film ini mendapatkan nominasi terbanyak di ajang Acadamy Award tahun ini, dengan membawa 12 nominasi termasuk Best Actor, Best Supporting Actress, dan Best Supporting Actor.
Ya, Hollywood memang menyukai cerita yang orisinil dan unik seperti ini, dan gw sendiri setuju, bahwa cerita ini sangat menarik.

Yang menarik adalah fakta bahwa raja Inggris yang juga ayah kandung Ratu Elizabeth II ini ternyata gagap. Sebuah fakta yang menggambarkan bahwa seorang raja pun sama seperti manusia biasa yang memiliki kekurangan. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa film-film mengenai raja atau ratu (terutama dari Inggris) akhir-akhir ini lebih cenderung menceritakan masa-masa keemasan atau pencapaian mereka terutama dalam militer (misalnya Queen Elizabeth I).
Sementara dalam film ini, pencapaiannya sangat simpel: mengatasi kekurangan dirinya.

Colin Firth bermain luar biasa dalam film ini, terutama karena dia berhasil membuat gw dan temen gw Eta benar-benar geregetan pas dengar dia ngomong saking susahnya dia mengucapkan satu kalimat utuh.

Gw juga mengagumi sutradaranya yang mampu menyelipkan segi-segi estetik seperti di foto-foto ke dalam gaya shoot-nya, sehingga film ini juga rasanya memiliki nilai seni yang oke. *halah*

Geoffrey Rush juga super keren! Gw sudah mengagumi aktor satu ini sejak melihat filmnya di HBO yang berjudul The Life and Death of Peter Sellers. Sedangkan untuk Helena Bonham-Carter, ia sudah terbukti sebagai aktris multi-talenta dengan bermain di film-film dengan karakter yang berbeda-beda.
Untuk aktris satu ini, gw kagum sama aktingnya sejak lihat dia di film Lady Jane.

Gw sendiri menjagokan film ini untuk menyabet semua penghargaan yang dinominasikannya di ajang Oscar nanti.


GOD SAVE THE KING!

Ein Jahr

Ga terasa ternyata sudah satu tahun sejak oma gw tercinta, Oti, meninggal dunia.

Apa rasanya setelah satu tahun?

Tidak ada.

Rasa sedihnya masih sama dengan tahun lalu. Air matanya masih sebanyak tahun lalu.

Lucu juga melihat fakta bahwa satu tahun bisa terasa seperti kemarin, padahal banyak banget hal yang sudah terjadi dalam satu tahun. Dalam satu tahun gw sudah melewati dua semester kuliah, gw sudah mengalami banyak hal, sedih karena hal ini itu, nangis karena hal ini itu, tertawa, dll.
Tapi begitu teringat tentang Oti, sedihnya datang lagi.
Mau usaha sesusah apapun, tiap kali ngomongin ato teringat tentang Oti, pasti gw sedih. Kayaknya masih ada satu lubang kosong yang tidak kunjung terisi-isi juga walaupun pake lelucon paling lucu di dunia ini.

Yah, mungkin itu yang namanya 'kehilangan'.
Kehilangan yang satu ini memang ga bakal balik-balik.
Ga bisa dicari, ga bisa diganti, ga bisa ditambal pake apapun.


Selamat satu tahun di surga, Oti!

BOSSSSSSEN!

on Thursday, February 24, 2011

…aku dengan penat, enyah saja kau pekat.

Oke, itu puisi dari film Ada Apa Dengan Cinta?.

Sekarang gw akan mengupas tuntas salah satu film yang gw tonton.

GREEN HORNET

Sutradara: Michel Gondry

Pemain

: Seth Rogen, Jay Chou, Christoph Waltz, Cameron Diaz

Rating: 5/10


Story:

Britt Reid (Rogen) merupakan anak seorang pemilik koran lokal yang memiliki hubungan kurang baik dengan ayahnya. Namun suatu hari ayahnya meninggal karena disengat lebah, dan iapun mengambil alih termasuk memecat beberapa pegawai lama ayahnya.

Karena ingin menikmati kopinya yang biasa, yang dibuat oleh pegawai lama ayahnya, ia pun bertemu dengan Kato, seorang mekanik merangkap jago bela diri. Mereka pun memutuskan untuk menjadi superhero lokal bernama The Green Hornet.

Awalnya aksi ini berjalan lancar, namun lama kelamaan mereka menarik perhatian mafia setempat.


Review:

Sesuai judul di atas, film ini SUPER BOSAN. Alurnya hanya seru di bagian awal dan akhir, atau saat adegan berkelahi, namun sisanya, terutama di bagian tengah-tengah film, benar-benar bosan!!

Tadinya gw udah bertekad untuk keluar dari bioskop, tapi karena sayang udah bayar Rp 25.000, yaudah gw tahan-tahan aja.

Film ini juga cukup annoying, karena Seth Rogen-nya super bawel alias kebanyakan ngomong! Udah bawel, gendut, gatau apa-apa pula! KESEL.

Yah, tidak banyak yang bisa gw katakan tentang film ini karena ending-nya aja cukup bodoh menurut gw. Masalahnya sepertinya tidak terselesaikan (masalah walikota setempat yang ternyata menyuap), tapi untungnya si mafia mati. Kurang jelas juga apa fungsinya si mafia mengubah namanya menjadi Bloodnofsky sementara aksinya sebagai Darah-nofsky ini cuma bentar banget.


Kesimpulan: film super -____________- 2011

What A Week!

on Saturday, February 19, 2011
AKHIRNYAH GW BISA POSTING DI BLOG LAGIIIIIII!!! TJIHOEIJ!!!


Dalam 2 minggu terakhir ini banyak banget kejadian dan tangan gw udah gatal buat menceritakan semuanya di blog tertjinta ini.
Biar inget, gw berutang untuk posting:

1. Satu tahun meninggalnya Oti.
2. Lanjutan 30 days challenge
3. Cerita PERFILMA ke TV One
4. Tiga review film, yaitu The King's Speech, Letters To Juliet, dan RocknRolla

JUK MARI KITA SELESAIKAN!

Salam,
Georgine

Alien, Earth, and the Universe

on Saturday, February 5, 2011
SAYA TIDAK PERCAYA ALIEN....



...kalau yang dimaksud adalah makhluk kurus jangkung yang terlihat seperti kena hidrocephalus akut dengan mata lonjong hitam dan jari tangan cuma tiga.


Tapi saya percaya bahwa kehidupan tidak cuma ada di bumi.
Bahwa dari alam semesta yang besar ini, mungkin, di galaksi lain, seorang makhluk hidup tengah memikirkan hal yang sama dengan saya.
Ada saatnya kita akan bertemu, dan pada saat itu saya rasa Steven Spielberg pun akan kayang.



Beberapa minggu yang lalu, saya tertarik menonton sebuah acara di televisi kabel yang membahas soal ini.
Kenapa menarik? Jadi begini...

Para ilmuan telah menemukan bahwa salah satu bulan Jupiter memiliki potensi untuk ditinggali makhluk hidup.
Sebenarnya bagaimana habitat yang bisa ditinggali itu?

Awalnya manusia hanya melirik pada spesiesnya sendiri. Apa yang dibutuhkan manusia untuk hidup?
Udara? Air? Makanan? Cahaya matahari?

Namun ternyata, setelah manusia meneliti lebih jauh dan melihat di luar 'cangkang'nya, sebuah padangan baru lahir.


Mikroorganisme dapat hidup dalam lingkungan yang sangat ekstrem.
Di kawah air panas.
Di tengah kutub yang dingin.
Di dasar laut tanpa cahaya matahari.
Di tempat kering tanpa makanan.


Hal ini membuka peluang yang lebih luas.
Untuk pertama kalinya, sebuah optimisme yang sangat besar lahir bahwa sepertinya fokus kita terhadap habitat kedua setelah bumi tidak hanya sejauh Mars.
Satu kata: LUAR BIASA.


Pikiran saya ikut terbuka seiring acara televisi itu berlangsung.
Namun mendadak, sebuah pemikiran muncul juga: apakah manusia tidak berniat memperbaiki bumi sampai-sampai kita terkesan sudah mencari tempat lain jika bumi sudah tidak bisa ditinggali?



Saya teringat film Wall-E, film kartun favorit saya yang tidak pernah gagal membuat saya terharu di akhir film.
Bumi menurut Wall-E adalah sebuah tempat yang berisi sampah dan ditinggalkan oleh manusia.
Hingga akhirnya sebuah robot pengotak sampah berhasil membawa manusia untuk kembali ke bumi, dan pada akhirnya membangun kembali bumi ini.



Seperti kata si Captain:

"But I don't want to survive. I want to live!"




Atau seperti lirik lagu soundtracknya: Down To Earth oleh Peter Gabriel

We'll coming down to the ground
There's no better place to go
We've got snow up on the mountains
We've got rivers down below

Then we got up on two legs
But we wanted to fly
Oh, when we messed up our homeland
We set sail for the sky


Entah pandangan ini benar atau tidak, tapi kalau pada akhirnya apa yang digambarkan film Wall-E menjadi kenyataan, maka sepertinya setiap orang di muka bumi ini perlu nonton Wall-E untuk menyadarkan betapa pentingnya bumi ini dijaga.


Karena sampai momen Steven Spielberg kayang itu, hanya bumi inilah yang kita miliki. Dan sejauh ini, hanya bumi-lah yang kita kenal baik. Tidakkah sebaiknya kita menjaga apa yang telah selama ini memberikan segalanya tanpa meminta bayaran?


Saya senang bahwa keyakinan saya akan kehidupan lain di luar bumi itu akan segera terbukti.
Namun saya rasa, sebaiknya kita tidak berpandangan 'cari pengganti bumi untuk ditinggalkan'. Sekecil apapun, saya akan berusaha menjaga bumi ini. Saya tidak mau menjadi gadis obesitas berbaju ketat yang berkomunikasi dengan sesama melalui layar hologram.


Redefine your priorities
These area extraordinary qualities
To find on earth

Hari Sepuluh: Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Hidup Saya

After thinking a while at 00.16, I came up with this



Secara keseluruhan, banyak yang bisa diambil dari gambar ini.
Kalo ada yang agak rancu ini gambar apa, itu gambar batu karang gede di pantai.

Ini adalah foto yang gw ambil di Ambon. Dalam sebuah perjalanan luar biasa di pertengahan 2009, saat gw mengunjungi sebuah daerah yang adalah tanah asal gw.

Pantai. Laut.

Sejak kecil gw sangat dekat dengan dua kata ini. Gw tumbuh besar di Makassar, sebuah kota di pantai Sulawesi Selatan. Gw diperkenalkan dengan laut oleh orang tua gw. Gw diwajibkan bisa berenang.
Istilahnya 'malu banget kalo orang Makassar tidak bisa berenang ato ga suka ke laut'

Jadi, selain air ledeng dan air Aqua, gw tumbuh dengan air laut. Segala macam kejadian di laut udah gw alami, dari jatuh di pasir, kalah di lomba-cari-telur-di-pasir, gatal-gatal parah karena ubur-ubur, nyaris nginjek bulu babi, telapak kaki robek kena karang, dll.
Kalo pilihannya ke Bandung ato Anyer, gw pasti pilih Anyer.

Nah, gw memilih foto itu karena foto itu benar-benar memiliki semuanya.

Pertama, foto itu memperlihatkan sebuah pantai berkarang di laut lepas. Ya, di belakang karang itu sudah laut lepas, lebih tepatnya Laut Banda, laut terdalam di Indonesia.
Gambaran di kepala gw terhadap laut lepas itu simpel: misterius.

Sedikit banyak sama dengan hidup ini. Misterius. Atau banyak orang suka bilang 'Tuhan bekerja dengan cara yang misterius'.

Tapi, di balik segala kemisteriusan itu, laut lepas bagi gw juga merupakan visi. Awal dari sebuah petualangan dan rasa ingin tahu.
Coba bayangkan bahwa inilah pemandangan yang mendorong setiap pelaut legendaris untuk berlayar meninggalkan tanahnya untuk menjelajah bumi.

Apa yang ada di balik sana?
Apa yang dilakukan orang-orang di seberang sana?
Di mana batas laut itu?

Sebuah rasa ingin tahu yang luar biasa, yang mendorong manusia hingga akhirnya bisa menginjakkan kakinya di tanah Bulan.

Bagi gw laut adalah simbol petualangan.

Nah, berikutnya adalah batu-batu karangnya.
Jika ibaratnya batu karang adalah seseorang, maka ia kuat, walaupun diterpa ombak tanpa henti selama ratusan tahun.
Jika laut adalah seseorang, maka ia luar biasa. Berkali-kali terhempas di ombak yang keras, terpecah menjadi buih, namun selalu bisa menemukan jalannya kembali ke laut.
Jika sebuah daun yang jatuh di laut itu adalah seseorang, maka dia tegar. Diombang-ambingkan ombak, dihempas ke batu karang, hanya untuk mencapai pantai. Yang ini, atau yang lainnya, terserah ombak membawanya ke mana.

Laut, ataupun air, selalu jadi elemen yang istimewa buat gw. Walaupun gw terkadang mengagumi api dan hampir selalu dikaitkan dengan api (gw Aries, warnanya merah. Kelahiran April, dengan dewa pelindung Mars, dewa perang), tapi gw mungkin sedikit banyak lebih ke air.

Harus gw akui, insipirasi-inspirasi gw datang saat gw mandi. Saat gw berenang. Saat gw berendam. Saat gw lagi berada dalam air.
Dibandingkan suara hutan, gw lebih suka suara air atau suara laut.
Dibandingkan ke gunung atau hutan, gw lebih suka ke pantai (TIDAK ADA SERANGGA, HAHAHAHA).
Gw lebih suka minum air daripada makan arang.


Oke, itulah intinya kenapa gw pilih gambar ini.
Gw adalah orang yang selama hidupnya digerakkan oleh rasa penasaran yang besar, rasa petualangan yang tinggi, dan berpindah kesana-kemari.
Dan seperti laut, gw tidak pernah diam.


Salam,
Georgine.

Hari Sembilan: Sesuatu Yang Membanggakan

on Tuesday, February 1, 2011
Hadiah dari teman saya tertjinta, Yessica.

Scarf asli timnas Belanda dari Nike.




















Sengaja gw taro di tempat tidur...
Gw tatap-tatap tiap malam...
Cengengesan sendiri tiap liat ini...

MANTAP!