Pemain: Ladya Cheryl, Joko Anwar, Andhara Early, Carlo Genta, Pong Harjatmo
Rating: 8/10
Story:
Bercerita tentang Linda, seorang gadis keturunan Tionghoa beserta orang-orang di sekitarnya. Ayah Linda adalah seorang dokter gigi yang nampaknya ingin menyembunyikan identitias rasnya dari orang lain. Ibu Linda yang ingin menjadi pemain bulu tangkis namun kandas karena rasa diskriminatif.
Sahabat Linda dari kecil, Cahyono, yang pernah dianiaya karena ia orang Tionghoa, dll.
Review:
Ehem, ehem...
Jadi film ini diputar di acara Pekan Raya Perfilma, tepatnya tanggal 11 Maret lalu. Selain memutar filmnya, kita juga mengundang sutradara film ini, Edwin, untuk bincang-bincang soal film ini.
Yaaa, kalo dari sudut pandang gw pribadi, film ini super keren. Alurnya yang lambat dan penggambarannya yang natural membuat filmnya terasa benar-benar nyata.
Kita seperti melihat ke dalam kehidupan seseorang yang dekat dengan kita, tanpa harus merasa terlibat atau mengaitkan diri kita dalam karakter-karakternya.
Di film ini terdapat adegan yang cukup vulgar, melibatkan 3 pria, 3 senggama (sebut saja threesome), dan kurang lebih tiga tetes (maaf) sperma yang jatuh ke lantai.
Iya, jijik emang. Banyak yang keluar ruangan gara-gara adegan itu.
Ditambah lagi, di film ini hanya ada satu lagu yang diputar berulang-ulang, yaitu yang gw jadiin judul postingan gw kali ini. Aslinya dinyanyikan oleh Stevie Wonder, namun di film ini dinyanyikan orang lain.
So far, film ini super keren. Gw suka cara penceritaannya, walaupun agak lambat. Film ini sangat kuat secara cerita, sama seperti film horror Jelangkung.
Well, you can always surprised of how good an Indonesian film could be...more than Hollywood movie in fact.
0 comments:
Post a Comment