GRAOR!

Bukan, judulnya tidak dibaca dengan nada-nada menggoda. Judul di atas dibaca dengan nada MARAH!

Sebuah peristiwa naas terjadi dua hari yang lalu.

Gw baru pulang dari kampus, which means emosi gw lagi bercampur aduk. Capek karena nyetir, ngantuk-tapi-ga-mau-tidur, gerah, dan pengen mandi. Ditambah lagi, karena om dan tante gw (serta Luna) lagi datang dari Makassar, maka mereka tidur di kamar gw. Tadinya mereka mau dikasih tidur di kamar bokap-nyokap gw aja, tapi mereka maunya di kamar gw. Jadilah hari itu gw agak bertambah bete karena ga bisa beristirahat di kamar sendiri.

NAH! Sambil sempoyongan jalan ke kamar nyokap, gw ngeliat ada setumpukan baju bersih di atas tempat tidur. Sambil melihat tumpukan itu....WIH!

Gw menangkap sebuah pemandangan mencurigakan...

Gw tarik benda yang dicurigai itu...



TTTTTTTIIIIIIDDDDDDDAAAAAAKKKKKK!!!!!



Jumper JOKER gw yang gw sayangi, tjintai, dan puja-puja itu KENA LUNTURAN!!



This was suppose to be peach colored!


Setelah diusut, ternyata:
Tersangka utama: nyokap, karena telah LUPA memberitahu kepada pembantu tersebut bahwa jeansnya masih baru.
Mededader: si pembantu, karena telah MENGGABUNGKAN jumper dengan jeans saat dicuci. Kalo GW, sekali lagi KALO GW, dicuci sendiri...ato digabungin sama handuk *bener ga?*


And did you know why I really hate those tragedy?

Because I couldn't do anything.

Sama seperti waktu mobil Vios nyokap ditabrak, dan yang nabrak malah kabur.
Gw ga bisa ngapa-ngapain. Gw mau minta ganti rugi...ke nyokap? Yang bener aja. Ke si pembantu? Bukannya sombong, tapi nyekolahin anak aja susah, gimana bisa ganti rugi?

And no, it's not about the price or anything. It's the memory.
The jumper was one of many things my grandma bought for me. And since she's gone, I love the jumper more.

Waktu gw cerita ke nyokap, dia cuma bilang: yaudah cari aja lagi. Nanti mama beliin lagi.
Well, okay. If the jumper still available...

The maid did apologize earlier today. Bahkan jumper gw itu dicuci ulang, dengan harapan besar bahwa warnanya akan kembali. Hasil: nihil.


Well, we couldn't change bad luck, right?