Tahun Baruan di Rumah Ima...part 1.

on Saturday, January 12, 2008
Hhhaaaah, setelah sekian lama memendam berbagai hal untuk ditulis, akhirnya gw bisa mengeluarkan semua kenangan-kenangan yang sudah kacau kayak kabel dirumah gw kalo nggak diiketin bokap pake kabel-ties *tulisannya bener ga sih? Tau ah, bodo.*

Okeh, sesuai judul, gw akan mulai menceritakan pesta taun garu gw di rumah Ima. Ini adalah pesta tahun baru pertama dimana gw nggak merayakannya dengan keluarga, tapi dengan teman-teman. Hal terakhir terbukti lebih asoy.
Sebelumnya, gw sekali lagi bersyukur pada Tuhan. Kenapa? Soalnya menurut gw Tuhan telah membantu gw mengambil keputusan untuk merayakan taun baru ini dengan teman. Pas waktu itu, gw dan keluarga juga dapat undangan dari para sesepuh (baca: oma) di Kaplongan sana. Tapi atas pertimbangan bermacam-macam, seperti apakah gw akan punya teman ngobrol di sana (baca: sepupu yang seumur), dan berbagai macam bedak yang akan nempel di pipi gw akibat kebanyakan cipika-cipiki dengan para sesepuh tersebut, akhirnya gw putuskan ke rumah Ima ajah.

Maka begitulah. Rencananya kita mau bikin pesta be-be-ki (BBQ). Setelah seksi IPA dan IPS dengan lihai menghitung jumlah pengeluaran serta dana-dana lainnya, jadilah diputuskan tiap anak wajib memberi duid 40rebu. Pas akhir2 sih kayanya naik deh, tapi gw nggak tau.
Gw sendiri terbebas dari uang iuran itu, soalnya dengan semangat nyokap yang tinggi, dia mau nyumbang ayam 16 potong….sudah dibumbui pula! Mamiii….mamiii….

Maka, sepulang gereja, gw pun belanja dulu ke karfur (Carrefour), beli snack dan MIX-MAX 6 BOTOL!!! Huahahahahahahah!!!!!!!! Pas waktu itu mix-maxnya lagi ada paket beli dua dapat gelas satu, maka dalam waktu seketika, gw dapat pemasukan gelas yang banyak, hehehe….

Maka datanglah gw ke rumah Ima membawa ayam potong yang udah dibumbui, dan sekantung snack plus mixmax. Di rumah Ima ternyata ada Bimo dan Timur…dan tentu saja Mbaknya Ima. Ima dan Angel ternyata sedang gereja. Oh ya, satu lagi. Gw juga nyumbang panggangan.

Agak dodol ya…bikin pesta bebeki tapi nggak ada panggangan. Mana panggangan gw itu buat manggang sate dan ikan…

Oke, gw pun masuk. Tiba-tiba Bimo mengingatkan gw kalo dia tadi sms minta minyak tanah. Gw lupa. Hehehe. Maka, diambillah keputusan untuk pergi ke rumah gw dan mengambil minyak terkutuk itu. Gw dibonceng Timur dengan motor si Kenny, pria misterius yang ngekos di rumah yang sama dengan Ima, dan Bimo pergi nyantronin rumah gw dalam misi cari minyak. Sebelum itu kita ke pom bensin dulu. Issssiiiiii banggg!!!!!

Eeeh, ternyata punya ternyata…minyak gw tinggal dikit. Putar2 sektor 1, minyak takada. Yasud, kita pulang dengan bekal seperempat botol aqua minyak tanah. Sempat tercetus ide untuk memakai bensin (usul Timur). Tapi tentu saja tidak jadi. Mur, kita mau bakar daging, bukan rumah Ima…
Sampe rumah, ada satu makhluk lagi yang datang. Pade. Pade dengan matanya yang segaris dan kepalanya yang bermahkotakan sarang burung walet duduk dengan manis di karpet, tak lupa ekspresinya yang datar dan tatapan matanya yang nggak bisa diprediksi maknyanya (baca: nggak keliatan, wong matanya cuma segaris….).
Waktu berlalu, nongollah Ima dan Angel. Waktu berlalu lagi, muncul DW ditemani Elin…lalu Eva. Lengkaplah sudah. Kita pun mulai ngobrol dan tertawa-tawa.

Loh…manggangnya???

Iya, kita baru nyadar untuk manggang beberapa saat kemudian, pas udah mulai malem. Kitapun membuka kegiatan bakar-membakar dengan terlebih dahulu memasukkan arang ke panggangan sate gw (dan punya sapaaa lagi satunya), lalu menyiramnya dengan minyak tanah, dan dibakar dengan korek. Masuklah kita pada sesi berikutnya: kipass.
Tahap ini adalah tahap yang paling seru.
Tahap ini merupakan momen dimana masing2 orang mempertontonkan keahliannya dalam hal menggoyang selembar bambu tipis demi menyalakan api di panggangan. Karena api tak kunjung nyala (diakibatkan oleh level kita2 yang belum setara dengan abang tukang sate), kami terus menambahkan minyak tanah dan membakarnya lagi. Tepat saat minyak tanah sudah habis, barulah api menyala. Rasanya saat itu kami telah naik level dari Juru Kipas Raja (yang cuma menghasilkan angin sepoi2) menjadi Tukang Kipas Sate level Beginner.

Yak…bakar-bakarrrr….
Kipas….
Bakar…
Oles….

Dengan segera, rumah Ima terbagi menjadi 2 kubu:
Sisi Biru, diwakili Timur, adalah TUKANG BAKAR, dengan anggota: Bimo, Elin, DW, dan Pade.
Sisi Merah, diwakili Ima, adalah TUKANG MASAK, dengan anggota: Eva, Angel, Georgine.
Sedikit catatan: pada saat pembakaran terjadi, hujan deras mengguyur. Dengan itu saya mengajak kita semua untuk memberikan applaus panjang bagi para TUKANG BAKAR!!!

Beberapa daging selesai dibakar. Ayam gw juga ada yang udah dibakar. Gosong, booo…
Yaeyalah, namanya juga level Beginner…

Disinilah muslihat seorang Georgine terlihat.
Aroma daging yang sudah jadi sungguh menggoda. Dengan alasan mulia, yaitu ICIP2, gw beserta Angel dan Eva melakukan kegiatan ICIP.
ICIP satu….ICIP dua….ICIP tiga…
Ditengah2 menikmati gigitan terakhir pada ICIP tiga, kami bertaubat dan menyadari kelaknatan kami. Kami berhenti. Amin.

Ya…nggak benar-benar berhenti sih…

Ohya, Ima memasak sayur dan tahu. Mbaknya Ima….malah tidur. Ghoib.

YUPZ!!! Selesailah semua!!! Kegiatan bakar2 selesai, kegiatan masak selesai…kegiatan ICIP diminimalisir!!! Tibalah saatnya kami untuk menikmati hasil bakaran dan masakan kamiiii…..
Tapi, tepat pada saat itu….

Itu…..
ITUUUUUUHH……..!!!!

~to be continued~

0 comments: