Looks Like It's God Reminding Me...

on Tuesday, August 31, 2010
(tulisan di gambar, kalo kekecilan)
What's wrong with you?

How dare you make fun of someone for something they can't control?

"She has acne."
Do you think she choose to have red spots all over her face?

"She has crooked teeth."
I've never met someone who got braces just for fun.

"Her nose is big."
Who cares? Is she supposed to get plastic surgery?

"Her hair's frizzy."
Some people don't like frying their hair with a straightener.

"She wears glasses."
Do you think people like being half blind?

"She's not a size o."
Oh, I'm sorry that some of us aren't afraid to eat cookies.

IMPERFECTION IS BEAUTIFUL



from npryana.tumblr.com
via yourpersonalheroine, tinydolls


Analisa Amatir

Hal ini sebenarnya sudah kepikiran sejak lama, hanya saja baru kali ini gw teringat dan sekalian ingin menuliskan ini di blog gw.

Waktu itu pagi, gw sedang browsing di internet, dan tertarik untuk mengetahui siapa pemenang Oscar tahun ini (atau tahun lalu?). Waktu itu Avatar merajai hampir semua nominasi yang diberikan padanya. Bahkan nominasi prestisius seperti Best Picture dan Best Director pun dilahap. Tapi ketika pengumuman pemenang....DOR! Ternyata Avatar kalah. KALAH!

Nah, mengapakah sampai Avatar ini kalah? Apakah James Cameron salah berdoa? Ataukah para juri sedang sinting? Bukan, bukan. Kalau menurut gw, ada alasan lain.

Oke lah, Avatar boleh keren. Teknik CGI-nya luar biasa, dan film ini sangat memanjakan mata penonton, terutama yang menonton versi 3D-nya. Tapi ada satu kelemahan dasar dari film ini: cerita.

Kalau mau dilihat karya James Cameron sebelumnya, Titanic, Avatar ini bisa dikatakan sebagai biji semangka, bila dibandingkan dengan Titanic yang adalah biji durian dari segi cerita.
Come on, everybody knows that Titanic has the greatest story ever! Gw mengakui, sebagai orang yang kurang romantis pun, gw masih mau nonton Titanic berkali-kali sampe eneg. Dan...ehm...walaupun berat untuk diakui, gw PERNAH berusaha untuk meniru adegan-ujung-kapal yang fenomenal itu dulu...

Nah, kalau dari segi CGI, tentu Avatar hebat. Tapi kalo menurut gw, tidak ada yang baru di film ini, karena kecanggihan teknologi yang sama sudah pernah diterapkan di film Lord of the Rings (melalui karakter Gollum). Yeah, teknologi yang sama, hanya saja, sekali lagi, LOTR memiliki cerita yang lebih kuat.

Sedangkan Avatar? Sampai kemarin aja, gw baca di majalah kalo film biru (berisikan makhluk dan dunia biru) itu sedang dituntut sama seseorang yang menuduh Avatar mencuri ide ceritanya. Dan ternyata kasus penuntutan ini bukan cuma satu kali, tapi berkali-kali. BUKTI TOH, kalo cerita Avatar itu sudah terlalu banyak miripnya. Ga usah jauh-jauh, kalo nonton film kartun Pocahontas, pasti terasa dah miripnya. Cuma kurang pake nyanyi aja si Jake Sully dan Neytiri...

Hal ini membuat gw tersadar, bahwa sekeren apapun film itu, Oscar ternyata sangat menjunjung tinggi yang namanya konsep cerita atau ide cerita. Banyak toh film-film yang menang Oscar, tapi kita bahkan ga tau kalo film semacam itu pernah ada dan diputar di bioskop. Buktinya pemenang tahun lalu, Slumdog Millionaire. Seumur-umur gw baru dengar film itu waktu lagi nyari-nyari info rilis film.

Jadi, para sineas-sineas (dan gw) sebaiknya mulai mencari ide-ide cerita yang baru, segar, dan tentu saja bagus kalau ingin mendapatkan patung pria emas berpedang itu.

A Late Notes

on Monday, August 30, 2010
Here I am, sitting in front of my computer at my room in BSD, which I've found harder to be left behind when it's time for me to be back to my kosan room, with its hotness and dust.

Untuk Kamu, yang telah menciptakan saya ke dunia ini,
Saya masih punya banyak doa, tolong jangan bosan dulu.

Untuk kamu, yang telah melahirkan saya,
Yang telah mengajarkan saya untuk menjadi wanita seperti kamu,
Yang telah memanja saya dengan hebatnya,
Yang telah mengemban nama 'mama' beserta segala tanggung jawabnya,
Saya sedang mendewasa, tolong selalu dibimbing.

Untuk kamu, yang telah membuahi saya,
Yang selalu membuat saya tertawa
Yang sabar mengajar saya,
Yang telah mengemban nama 'papa' beserta segala perjuangannya,
Saya masih banyak tanya, tolong sediakan jawaban.

Untuk kamu, yang tidak datang dua kali,
Yang telah saya raih ataupun lewatkan,
Yang selalu ada namun selalu juga hilang,
Yang mengantar saya pada pengalaman yang tak terlupa,
Saya selalu menunggu, bertandanglah lagi.

Untuk kamu, yang selalu berganti,
Yang membuat saya menangis saat sedih,
Yang membuat saya tersenyum saat bahagia,
Yang beralih tanpa kendali,
Saya pahami kamu, tolong pahami saya.

Untuk kamu yang tak dapat mundur,
Yang mendatangkan penyesalan di saat salah,
Yang menuai kenangan di saat senang,
Yang hilang saat dilupakan,
Saya berjalan dengan kamu, jangan menengok ke belakang.

Untuk kamu yang ada di depan,
Yang datang dalam mimpi-mimpi saya,
Yang jadi arah hidup saya,
Yang saya kejar selama saya masih bernafas,
Saya akan mencapaimu, tunggu saya di sana.

There and Back Again: A Long Way Home

on Sunday, August 29, 2010
SABTU
  • Diambil dari bahasa Ibrani, sabbat, yang berarti 'dia berhenti' (sumber: Wikipedia).
  • Hari istirahat, dimana Allah berhenti setelah 7 hari lamanya menciptakan dunia (sumber: Alkitab).
  • Hari 'rumah' bagi keluarga gw, karena bokap-nyokap tidak bekerja pada hari ini, dan gw kembali ke BSD karena tidak ada kuliah di hari ini.
  • Hari yang menandai berakhirnya liburan gw sekeluarga, dan kembalinya kami ke Jakarta, ke rumah kami yang nyaman di BSD.
Jadi, hari ini kami mempersiapkan diri kami untuk perjalanan sejauh kurang lebih 500 km dari Semarang-Jakarta. Sebuah perjalanan lintas 3 provinsi, yang akan ditempuh kira-kira 8-10 jam.

Rute kami adalah:
SEMARANG-KENDAL-WELERI-BATANG-PEKALONGAN-PEMALANG-TEGAL-BREBES-CIREBON-INDRAMAYU-TOL CIKAMPEK-TOL JORR-BSD

Nah, kami sempat singgah sebentar di Tegal untuk makan siang. Tadinya kami berniat ke Dieng, dan juga mengunjungi pemandian air panas Guci di Tegal, tapi karena pemandian air panas ini ternyata sudah masuk daerah Slawi (which was 3 hours by car from Tegal), maka rencana ini batal. Kami juga singgah di sebuah rest area dekat Tegal yang sangat terkenal karena toiletnya yang berjumlah lebih dari 100 buah. Cool, eh?

Selain itu kami juga sempat singgah di Brebes, membeli telor asinnya yang terkenal itu, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan panjang sampai ke Jakarta.


And so, no place like home!
BSD never felt that better before, and nothing compares the taste of your own bed, your own TV, your own AC, and of course, your own internet, hyeheheheheheheheh :D

So, this is the last chapter of my amazing vacation with my lovely family. And with the end, came a new vacation plan for next year.


FAMILY VACATION-THE END-

There and Back Again: A Lazy Day in Semarang

on Saturday, August 28, 2010
Friday morning in Semarang was such a lazy day, considering that our vacation was over, and tomorrow we'd heading back home to Jakarta. So there's nothing to do on that day. We could actually went to Kuil Sam Po Kong, but we'd been there some months ago when we were first came to Semarang.

My father had a meeting, so after a delicious breakfast at Hotel Gumaya, he went to his office, leaving me and my mother doing nothing in the hotel room. So, after a while, we decided to go to Ciputra Mall, using the hotel's shuttle car facility.

Since two days ago, it'd come to me a very strong intention to cut my hair. And not only 'dirapikan', but to CUT IT SHORT. Yes, my hair had been too annoying, and I've had it. It's time to cut them all.

So I went to the salon with my mom, and while she got her menicure and pedicure, I got some TOTAL HAIRDO.


I never thought my hair was that much!



So, after the total hair make over, here I am:



Well...this photo was taken recently. It looks better after 'diblow', but today I was just too lazy to blow them. And YES, my muka is jerawatan. I'm working on it.

For our last night in Semarang, we went to dinner at Toko Oen. It has a lovely colonial-age decor, and also delicious foods. I recommend the ham, and also the pork satay.
They.tastes.marvelous.

*ileran*
*jadi laper*

Oke, so that's our last night in Semarang, with a small sack of Kaastengels and two other cookies bought from Toko Oen to sum up the day.

Vacation day 5; Semarang

THE END.

There and Back Again: Goodbye Jogja, Hello Again Semarang

on Friday, August 27, 2010
Okay, this is our last day in Jogja.

Karena hari selasa tidak sempat mengunjungi Keraton, maka diputuskanlah akhirnya bahwa hari ini, di hari terakhir ini, kita sebaiknya mengunjungi keraton, daaaaaaaan Benteng Vredeburg.



Oke, sebagai awal, kami pergi ke Benteng Vredeburg dulu. Too bad, so little information about this fortress, dan isinya kebanyakan hanyalah diorama. Dulunya benteng ini dibangun oleh VOC dan digunakan sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan. Kalau tidak salah, juga sempat digunakan oleh TNI.

Ehm, karena agak mengecewakan, maka kami lalu meninggalkan benteng yang, menurut nyokap gw, 'kurang orisinil' dan 'lebih baik pergi ke Benteng Fort Rotterdam di Makassar' ini lalu melaju ke Keraton....


....which was, a dissapointment too. We didn't really like the tour guide, and since he was cooperating with his abdi dalem friend (he also an abdi dalem), we were...how to say it...forced to buy some batik painting they made.

So finally we decided to end our Keraton tour, paid the tour guide, then took a lunch on a restaurant owned by the Sultan's brother. And after that,


GOOD BYE JOGJAKARTA!


Naaah, di tengah perjalanan menuju Semarang, kami singgah ke Museum Kereta Api Ambarawa!


Sayangnya, pas datang, ternyata museumnya sudah tutup :(
Sangat mengecewakan, karena gw pengen banget bokap nyokap gw bisa ngerasain tur naik kereta tuanya itu.
Tapi sebenarnya, walaupun masih buka, tidak semua orang bisa ikut tur dengan kereta tua dengan roda bergerigi itu, karena ternyata harus dibooking untuk banyak orang.

Empat tahun lalu, gw dan teman-teman seangkatan di SMP Santa Maria memang lagi study tour ke situ. Borobudur, Prambanan, Ambarawa, bahkan pabrik Kacang Dua Kelinci sampai Gunung Merapi dan Pusat Kerajinan Perak menjadi jadwal kunjungan kami.

Jadi, di museum kereta api ini, kami hanya bisa lihat-lihat, rekam sana rekam sini, foto ini itu, lalu melanjutkan perjalanan ke Semarang.

Akhirnya, kami sampai di Semarang sekitar pukul 18.30 dan langsung check-in di Hotel Gumaya. It's a nice hotel, and again, we got 50% discount, YIHA!! :D


Makan malam kita hari itu adalah ikan bakar di Restoran Gama Candi. Restoran ini cukup mengejutkan, karena ketika nyokap gw sedang memilih-milih ikan, tiba-tiba masnya bilang:

"....atau ikan ini bu? Ikan Pappakulu.."

WOW! LUAR BIASA! DIA MENYEBUT IKAN PAPPAKULU!
HIDUP RUMAH MAKAN INI! HIDUP SEMARANG! HIDUP PERADABAN MANUSIA!
HIDUP PERIKANAN DAN BUDAYA INDONESIA!

*plak!*

Intinya, gw terkejut karena di Jawa ini, jarang sekali orang tau tentang ikan Pappakulu, soalnya itu adalah nama Makassar dari ikan kambing-kambing.


Ada yang tau?


Sepertinya tidak.

Well, forget about the fish names. The restaurant was GREAT! HIGHLY RECOMMENDED!


Vacation day 4; Semarang.

THE END.

No Worry

on Thursday, August 26, 2010
You need no worries about the sun
One will the time let her shine
And another give the time for night
But in the morning spark, she will come again.

You need no worries about the season
One will the time let the summer
And another give the time for winter
But in a year, she will come again.

You need no worries about the earth
One will the time let her blossom
And another give the time for drought
But in the rain, she will come again.

You need no worries about money
One will the time let her pour
And another give the time for penniless
But in a month, she will come again.

You need no worries about love
One will the time let her cherish
And another give the time for tears
But in a kiss, she will come again.

About life, now you may worry
The time will let you havest the memory
And she too, will let you reach your dreams
But in the end, she sall meet the death.

Another Untitled Poem

I give the sky sun
I paint them to light the day
But then comes the rain
And cast the light away

I give the night moon
I paint them to shine the dark
But then comes the cloud
And cast the shine away

I give the soil trees
I paint them to wander the earth
But then comes the fire
And cast the wanderer away

I give my heart happyness
I paint them to light my day
But then comes the tears
And cast the smile away

I give my heart hope
I paint them to shine my night
But then comes the despair
And cast the spirit away

I give my heart love
I paint them to wander my life
But then comes the death
And cast the memory away

There and Back Again: Jogja day 2, part 2

Alright, leaving Borobudur, then we're heading to Candi Mendut. It's a small Buddhist temple, located in the middle of nowhere--really, because the temple was surrounded by houses, small fence...just like a simple playground. Well, here it is:


Yap, just that one, single, solo temple. There are three different statue inside of it, some 'arca' and 'pahatan' in the walls, but more on that...nothing.

So, our next stop was a big store (included restaurant) specialize on silver. My dad bought two rings for my mom, also one for me :D My mom's rings are looking great, yet mine...could be mistaken if I wore it at my 'jari manis'.

Now, our next stop was Candi Prambanan. This time we took a guide with us, who, luckily, a very attractive and funny man. Overall we liked him a lot. He told us every thing he knew about Prambanan.

Prambanan had many temple inside it's area. To be noticed, Prambanan located in the border of Jogja and Solo. The fences and the parking lot is already in the area of Solo, but the temple itself still in Jogja.

Unlike Borobudur and Mendut, Candi Prambanan was a Hindu temple. And...I don't know whether it's because I wasn't notice it when the first time I went there, but the temple astonished me.
Very much.

Unlike Borobudur, the Prambanan was higher and more singular. It was found by the Dutch in such a miserable condition. The temple was litteraly damaged, so the Dutch had to restore them every pieces. Prambanan has three largest temples, each made to resemble the three deities of Hindu:
Brahma, the god who creates everything on earth.
Siwa, the god of destruction.
Wisnu, the god of keeper.

In front of the three largest temples, lies three other temples, dedicated to the gods' ride.
Brahma's ride is a swan.
Siwa's ride is an ox.
Wisnu's ride is a garuda.

Unfortunately, only the ox surfives. The other two was still missing.

The process of restoring Prambanan is ongoing, but the earthquake on 2006 destroyed it again. Now the process still on the way, and I was sured that they had a lot of work to do.

Anyway, we were thinking of attending the Ramayana Ballet, but since it was very late and we're all very tired, we just decided to go home. We didn't even went out to dinner. But this temple-trip-day was very amazing!











Vacation day 3.
Jogja day 2.

THE END.

There and Back Again: Jogja day 2, part 1

on Wednesday, August 25, 2010
TEMPLE TRIP: BOROBUDUR, MENDUT, & PRAMBANAN

Sesuai judul, hari kedua ini adalah hari untuk mengunjungi candi-candi di sekitar Jogja. Ya, sekitar Jogja, karena candi-candi tersebut sebenarnya tidak lagi berada dalam wilayah Jogja.

Pertama, kita menuju ke Candi Borobudur. Jalan-jalan sekarang jadi lebih mudah, karena kami sudah berbekal peta...walaupun petanya cuma peta kota Jogja, hehehe...
Nah, dari kota Jogja menuju Borobudur, yang perlu dicari hanyalah jalanan menuju Magelang. Jalannya cukup besar, karena mengarah ke luar kota. Kalau sudah dapat jalan menuju Borobudur, silahkan ikuti saja dulu jalanannya, karena candinya masih jauh.

Nah, setelah sampai di wilayah Magelang, Jawa Tengah, yang pertama ditemui adalah daerah Muntilan. Dari sini masih lurus lagi, tapi perhatikan baik-baik rambu jalannya, karena nantinya akan ada pertigaan, dan kita harus membelok ke kiri untuk menuju Borobudur.

Setelah melewati pertigaan, ikuti saja rambu-rambu yang ada. Kita lalu memasuki sebuah jalanan dua arah dengan hamparan sawah di kiri kanan jalan, yang rupanya telah menarik perhatian sepasang bule.
Pemandangan yang menarik, sebab mereka berdua tengah berjongkok di tengah sawah, entah mencari ular atau sedang meneliti akar padi, atau mungkin hanya melepas rasa penasaran mereka karena di negaranya tidak ada padi.

Masuk lagi ke dalam, kita akan melewati Candi Mendut terlebih dahulu. Lurus terus, lalu terdapat pertigaan (atau perempatan?) jalan dengan sebuah tugu besar di depannya, bertuliskan Taman Budaya Candi Borobudur. Jalanannya terbagi dua, tapi sebenarnya ujungnya sama, jadi masuk saja ke salah satunya. Kami memilih jalanan yang sebelah kanan.

Nah, ketika ada pertigaan, kami sempat dibuat bingung, karena tidak ada rambu-rambu yang menunjukkan Borobudur ke arah mana. Setelah berjalan agak jauh, kami memutar balik karena salah jalan, lalu membelok ke kanan di pertigaan (yang di tengahnya ada tugu). Ternyata rambu-rambunya ada, hanya saja ketutupan pohon -.-'

Nah, akhirnya KETEMU JUGA TJANDI BOROBUDUR! TROTEEEEEEEEEEEEEEEEEEET!! *suara terompet perang*

Begiti mobil kami memasuki area parkir, tiba-tiba segerombolan penjual menginvasi kami. And yes, literally, they invaded us.
Mereka langsung mendekat, menyodorkan jualannya, dan tidak berhenti walaupun sudah berkali-kali ditolak.

Dari parkiran ke Borobudur, jaraknya JAUH. Dan sialnya lagi, udara sedang PANAS-PANASNYA. Baru jalan 100 meter, keringat sudah mengalir heboh di punggung gw. Di depan gw, ada sekeluarga bule yang sangat ingin tahu. Entah kenapa, tiba-tiba mereka berhenti dan memotret seonggok daun di jalanan.
Lalu mereka mengelilingi daun itu dengan penuh minat.
Lantas dijepret lagi.



Lalu berikutnya mereka memotret ulat bulu gendut.
Ternyata ulat bulunya bereaksi pada suara jepretan! ULAT BULU MENJADI RAKSASA DAN MEMANGSA KELUARGA BULE ITU! GROAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!

*plak!*

Now....hh hhh hh *tersengal-sengal*
Finally...

Candi Borobudur!


Bokap dan nyokap langsung mencium tanah Borobudur, menangis terharu, dan berjoget riang di depan candi, karena akhirnya setelah 40 tahun lebih hidup di dunia ini, mereka akhirnya menyaksikan kebesara, kelebaran, dan kepanasan Borobudur.


As for me?
Well, I've seen it once.


Tjatatan: WAJIB menyewa guide, karena kalau tidak, anda hanya akan mengitari Borobudur seperti orang tolol, mengagumi arca-arca di dindingnya, tanpa tahu apa arti dan ceritanya.

Sayangnya nyokap menolak memakai guide dengan pikiran bahwa gw, yang udah pernah ke sana, bisa menceritakan tentang Borobudur.

Well, it's been 3 year. What do you expect?

Nah, karena ga mengerti apa-apa, kami akhirnya hanya mengitari Borobudur. Foto sana foto sini, ketawa-ketiwi, ngeliatin bule-bule ganteng (itu cuma gw), dan...foto.











"I just want the entire BSD."


"I think they need patent for this... Surely will surpass Lego!"




"I'm definitely the queen of the world!"




To be continued...

:untitled:

on Tuesday, August 24, 2010
7-9
"What a boy you were. Going here and there with your bicycle, running around with the other boys, and yelled my name in front of my door."

"I always like to play with you. For some times, I was sured that you were a boy too, just like us."

"Well, that's when I started to like you,"

"That long?"

"Yeah..."


12-14
"I heard you had your first girlfriend..."

"Yeah, only for three weeks. Three....unforgettable weeks..."

"So you loved her?"

"I think so. Then you moved out of the town. I remember seeing you pack up your things."

"Yeah. But I always trying to get back to this town."


18-20
"You're back. You're taller, you've cut your hair, and you looked more feminine,"

"Well, high school changed you, isn't it?"

"Very. I almost ended up being a young father craving for job in the minimarket."

"Yeah, I heard that too."

"Surely made me look like some stupid shit, eh?"

"Yup, but I still like you."


23-25
"What do you want, actually?"

"I want you."

"One week before my wedding? Ha! Go pinch your ass boy, you're dreaming too deep."

"I know. I should've said this since we were kid, should I?"

"Seriously, I was seven, and you were nine. What could we possibly know?"

"Please, give me a chance."

"No, I've been waiting too long, and I've felt stupid enough. He loves me, I love him."

"I realized that everywhere I go, I always need to get back to you. Give me one last chance."

"I'm sorry, I can't let myself love you anymore. Now go and find your happiness."

"No need, I'm speaking with it right now."

"And I'll marrying mine in a week. Just.....go."


27-29
"Hey..."

"Hey,"

"I'm really sorry to hear..."

"Thanks. How are you?"

"Fine."

"Where you hide your girlfriend?"

"Well, the last one was 5 months ago."

"Oh."

"Marry me,"

"Heheh, my god, you really pray for my husband's death, weren't you?"

"No, but you have no excuse to refuse now."

"Yeah, because my husband was killed in an accident, which also paralyze my foot..forever, so definitely the only person who still wants me is you. And I left with no choice. Great."

"I'm serious. Will you marry me....this time?"

"All right."



82-84
"Our grandson born today."

-

"I really hope you could see him."

-

"Well, I brought you your favorite flower today."

-

"I gotta go now. Send God my best regard, and....I love you. Always."

"You're My Best Friend"

Ooh you make me live
Whatever this world can give to me
It's you you're all i see
Ooo you make me live now honey
Ooo you make me live

Ooh you're the best friend that i ever had
I've been with you such a long time
You're my sunshine and i want you to know
That my feelings are true
I really love you
Oh you're my best friend

Ooo you make me live

Ooh i've been wandering round
But i still come back to you
In rain or shine
You've stood by me girl
I'm happy at home
You're my best friend

Ooo you make me live
Whenever this world is cruel to me
I got you to help me forgive
Ooo you make me live now honey
Ooo you make me live

You're the first one
When things turn out bad
You know i'll never be lonely
You're my only one
And i love the things
I really love the things that you do
You're my best friend

Ooo you make me live

I'm happy at home
You're my best friend
Oh you're my best friend
Ooo you make me live
You you're my best friend


Another song from Queen. It's said that this song was dedicated by Freddie Mercury to Barbara Valentin, his ex-girlfriend, for still being his best friend even though they were broke up because Freddie realized that he was a homosexual. I found the lyric just recently, since I was just playing the song in iTunes. I really like the lyric, it's simple, the song was also short, but it has a great meaning. By the way, the lyric was written by John Deacon.

There and Back Again: Jogja day 1

Oke, inilah lanjutan dari postingan gw sebelumnya, tentang liburan (kurang) terencana gw dan keluarga ke Jogja!

Nah, setelah tidur dengan super polnya, kita breakfast di hotel. Agak mengecewakan sih, soalnya makanannya lebih banyak makanan lokal, bukan makanan ke-Eropa-an *maaf standar saya tinggi, keseringan makan di Hotel Le Grandeur (dulu Hotel Dusit) Mangdu*

Sebenarnya Hotel Mutiara ini bagus, cuma desainnya agak tua dan sempit, maka kami pun memutuskan untuk pindah hotel. Ga jauh-jauh kok, cuma bergeser sekitar 300 meter ke ujung jalan Malioboro, yaitu Hotel Inna Garuda.



Tjatatan: liburan pada bulan puasa atau bulan Ramadhan sebenarnya sangat enak. Banyak hotel-hotel yang memberikan paket diskon hingga 50% di bulan ini, jadi untuk biaya penginapan bisa dipangkas.

Nah, setelah tidur-tiduran sebentar di kamar hotel, nonton siaran langsung upacara bendera 17an, kami pun memutuskan untuk menjelajah Malioboro. Menikmati Malioboro memang paling enak jalan kaki, jadi kami jalan kaki saja (sambil mengistirahatkan si mobil yang abis jalan jauh). Tujuan pertama adalah: DAGADU. Sama seperti kalo orang ke Bali, ga lupa pergi ke Joger, maka ke Jogja, jangan lupa beli kaos Dagadu. Tempat yang gw ingat adalah di dalam mall, dan rupanya benar! Hore! Ingatan gw masih oke! *lebih*

Nah, tujuan kami yang berikutnya adalah Pasar Beringharjo, yang letaknya di ujung jalan yang satunya lagi di Malioboro. Maka sambil jalan kaki, kami juga belanja ini itu di sepanjang Malioboro. Oh ya, ada satu kejadian lucu.

Dekat Pasar Beringharjo, ada ibu-ibu yang jualan klepon dan getuk. Karena gw dan bokap adalah fans berat klepon, juga nyokap adalah fans getuk, maka kami pun memutuskan untuk membeli. Si ibu penjual pun menghentikan kegiatan memarut kelapanya.
Mengambil daun pisang, melipat...
Meletakkan 10 buak klepon di dalamnya.
Menaburkan parutan kelapa...
Lalu menaburkan GULA PASIR.

Gw dan nyokap cuma bisa cengo, speechless, lalu tatap-tatapan berdua.
Untunglah pemberian gula pasir pada getuk bisa dicegah.

Nah, Pasar Beringharjo letaknya agak jauh dari jalan utama. Kami bertanya-tanya lagi, apa benar mau ke Pasar Beringharjo, mengingat udara yang panas, dan kaki bokap yang sedang tidak bisa dipaksa jalan jauh. Yasudah, tidak jadi ke Pasar Beringharjo. Kami lalu duduk-duduk dulu di depan Benteng Vredeberg, sambil melihat upacara penurunan bendera di depannya.

Setelah didiskusikan lagi, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Keraton Jogja, yang letaknya tidak jauh dari situ...naik becak.

Kami lalu memanggil dua becak, dan dengan pedenya menaiki becak tersebut...


YANG TERNYATA TIDAK MUDAH!

Kami bertiga, yang besar di Makassar, sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan becak. Tapi ternyata becak Makassar dan becak Jogja adalah BERBEDA, saudara-saudara.

Becak Makassar Becak Jogja










Perbedaan yang mencolok adalah: di becak Makassar, tempat duduk serta pijakan penumpang lebih rata, juga lebih rendah. Sedangkan di becak Jogja, ternyata lebih tinggi, sehingga abang becaknya harus mengangkat bagian belakang becaknya sedikit untuk memudahka penumpang saat naik dan turun. THAT'S SO TRICKY! Gw dan nyokap heboh sendiri pas naik di atas becak!

Oke, persoalan becak selesai, sekarang kami menuju ke Keraton.



....yang sedang tutup karena tanggal merah. Lucu.

Daripada langsung pulang ke hotel, kami pun berkeliling dulu di sekitar Malioboro situ. Singgah ke pusat batik dan pabrik dagadu (katanya). Nah, untuk makan malam, nyokap menemukan sebuah situs di internet, dan juga berbekal referensi dari sebuah acara kuliner di TV, sebuah tempat makan bernama Mangut Lele Mbah Marto.

Nah, dari alamat yang di dapat di internet, kami mencari tempat makan tersebut. Katanya patokannya adalah kampus ISI, lalu masuk ke jalan-jalan kecil. Ketika jalannya sudah mulai meragukan, diputuskan untuk bertanya pada warga sekitar. Jawabannya SUNGGUH membantu:

"Mbak putar balik dulu. Di depan lampu-lampu itu ada jalan masuk, masuk ke situ. Terus lurus aja, lalu ke arah barat...selatan."


Seisi mobil terdiam, berusaha mencerna arah yang dimaksud.

Ternyata letak si MLMM (mangut lele mbah marto) itu benar-benar di dalam desa! Jalanannya cuma satu arah, bahkan masuk ke tempat makannya pun harus jalan kaki, karena letaknya di dalam gang yang kecil. Sampai di sana, sambil nyokap memutar arah mobil, bokap turun untuk bertanya.

B: 'Pak, benar di sini tempat makan itu? Yang...mangut...magut...'
M (mas-mas): 'Yang tempat makan lele?'
B: 'Iya pak! Mangut lele mbah...mbah...'
M: 'Mbah marto?'
B: 'Naaaah! Bener pak! Bener di sini pak?'
M: 'Oh iya bener di sini.'
B: 'Di sebelah mana ya pak?'
M: 'Di sebelah sana, tapi udah tutup nak. Cuma buka sampe jam 9.'

Sekembalinya di mobil,

Bokap: 'BILANG AJA DARI TADI KALO UDAH TUTUP, PAKE LAMA LAGI!!'

Yah, karena MLMM sudah batal, jadinya kami keluyuran Jogja jam 10 malam nyari-nyari tempat makan selain bar-bar yang masih buka. Solusi terakhir adalah, cari tempat makan di dekat UGM, karena kemungkinan masih buka. Untungnya dapat, di sebuah rumah yang merangkap homestay dan resto. Steaknya enak, untungnya.

Day 2 vacation.
Day 1 Jogja.

THE END

There and Back Again: Jogja-Jakarta by Car, day 1

on Monday, August 23, 2010
Hari senin lalu, tepatnya tanggal 16 Agustus 2010, gw sekeluarga memutuskan untuk liburan bersama ke Jogjakarta. Liburannya sebenarnya hanya sekitar 3 sampai 4 hari, tapi yang membuat liburan ini lebih esensial adalah karena kami menggunakan mobil untuk sampai ke Jogja. Dan jangan salah, bukan sekedar mobil angkutan atau apapun, tapi mobil pribadi, yang berarti kami nyetir bergantian sepanjang perjalanan.

Hari pertama adalah hari perjalanan. Bisa dibilang hari itu benar-benar dihabiskan di jalan. Seharusnya kami start jalan sekitar jam 9 pagi, biar masih bisa melihat pemandangan sepanjang perjalanan, tapi karena packingnya baru hari senin itu, makanya waktu keberangkatan tertunda sampai jam 11 pagi.

Untuk urusan tol, dari BSD sampai tol Cikampek, itu adalah bagian gw. Kenapa? Karena bisa dijamin, dari segi skill, untuk trek-trek berikutnya ga mungkin bisa gw yang bawa. Oh ya, kami tidak lewat jalur Pantura, yang berarti kami tidak memasuki Jogja dari arah Semarang. Kami melewati jalur selatan, toh Jogja juga letaknya di selatan.

Oke, sampai keluar Cikampek masih oke-oke saja. Tapi begitu kami akan memasuki jalur yang menuju ke Bandung, terjadilah HUJAN RAKSASA, MUHAHAHAHAHAHAHAHAH!!
Gw sangat gugup karena jarak pandang tinggal beberapa meter, tapi untungnya co-driver gw (bokap) memberi komando yang sangat oke sehingga hujan pun tak masalah.

Tjatatan: mobil yang digunakan adalah Toyota Rush. Sesungguhnya tidak direkomendasikan untuk perjalanan ini, karena agak kurang nyaman. Disarankan Toyota Fortuner, Land Cruiser, atau Jeep serta mobil-mobil ber-cc besar dan diperuntukkan untuk berjalan jauh.

Setelah keluar tol, kami mulai memasuki jalanan kota yang cuma 2 arah, dengan masing-masing satu jalur dan...TIDAK MULUS. Nah, beberapa saat setelah keluar tol, gw gantian dengan nyokap. Jalanan mulai menanjak, dan mulai banyak belokan-belokan tajam. Karena belum makan siang, maka kami pun singgah dulu di restoran Pak Asep Stroberi. Tempatnya oke loh! Kalo mau, selain makan kita juga bisa berkuda, berperahu, dan flying fox. Mejanya yang super luas membuat keluarga kecil seperti gw dan bokap-nyokap terlihat seperti lagi berantem...

Makanannya biasa aja, tapi emang resto itu lebih menjual suasana, karena bentuknya yang mengikuti kontur lereng, lalu penataannya yang alami, juga pemandangannya yang langsung menghadap undakan sawah...entah milik siapa.

Setelah makan, kami pun melanjutkan perjalanan. Karena daerah selatan ini berada di sebelah gunung, maka jalannya super berkelok-kelok. Ditambah cara nyetir nyokap gw yang agak barbar, gw cuma bisa menatap kosong tebing di sebelah kiri gw dan bus-bus serta truk-truk besar di sebelah kanan gw sambil berdoa.

Nah, dikarenakan cara nyetir nyokap yang beresiko itu, dan ditambah dengan gw yang udah mengeluh ini itu, maka gantian. Sekarang giliran bokap yang nyetir. Sepanjang jalan itu beberapa kali gw bertemu dengan bus berlabelkan Budiman, yang nampaknya menguasai jalur selatan tersebut. Dan lagi mulai bermunculan iklan-iklan resto Pringsewu, yang sering memberikan harapan palsu.

Kenapa harapan palsu? Contoh: misalnya ada orang yang lagi jalan di situ, dan ternyata sudah mau buka puasa. Iklan-iklan Pringsewu itu bertuliskan 'GURAMEH GORENG', dan si orang tersebut pun dengan semangat memacu mobilnya agar bisa berbuka di Pringsewu. Tapi...setelah dilihat baik-baik lagi iklannya....

'GURAMEH GORENG. PRINGSEWU.....44 KM.'

Semakin malam, jalanan semakin sinting. Mulai lah berkeliaran para kontainer dan truk-truk super gede itu, yang jalannya super lama dan muatannya super ngeri (gelondongan kayu, batu, tanah, dll). Jalurnya cuma 2. Trek ini memang diperuntukkan untuk bokap gw yang udah terbiasa nyalip-nyalip di jalan.

Lalu ada satu daerah, dimana untuk beberapa ratus meter, kiri kanan kami hanyalah ilanlang tinggi, hutan, dan sawah. Tanpa lampu. Biasanya di tempat seperti itu, bisa diperhatikan bahwa gw mendadak semakin cerewet dan volume suara gw bertambah. Ini berguna untuk menghilangkan rasa takut. *mengangguk bijak*

Tjatatan: melewati perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah bisa dirasakan dengan sangat jelas. Jalanan di Jabar itu mulus, adem, asik, kinclong. Begitu masuk Jateng, jalanan mulai keriting, berlubang, bolong...banyak dah! Jadi harus lebih hati-hati.

Satu lagi, jangan selalu percaya kalo melihat rambu-rambu bertuliskan 'JALAN ALTERNATIF MENUJU...' Biasanya jalan tersebut justru lebih jauh, dan lebih rusak.

Melewati kota-kota seperti Garut, Tasikmalaya, Magelang...akhirnya kami mulai memasuki D.I. JOGJAKARTA! WOHOOOO!!!
Ehm...baru provinsinya. Belom kota Jogjanya, yang ternyata masih jauh -___-

Akhirnya, setelah salah jalan satu kali, kami pun sampai di MALIOBORO, letak hotel kami, yaitu Hotel Mutiara. Kami tiba sekitar jam 11 malam, lalu langsung makan malam di lesehan-lesehan yang banyak di Malioboro itu. Oh ya, bokap malah sempat dibikinin sketsa mukanya...yang setelah jadi malah mengherankan.

Bokap gw yang aslinya sangat bermuka Ambon, jadi terlihat seperti orang Jawa. Lucu sih, tapi ga mirip, hahahahah...


Tjatatan: kota-kota yang dilewati adalah Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Gombong, Kebumen, Purworedjo, Jogja.

Okay, that's day 1. Super cape di jalan, tapi tidurnya paling pol, hehehehe.
To be continued on next post...

Persepolis

on Sunday, August 15, 2010

Hari Jumat lalu, gw dan teman gw Nana jalan-jalan ke PIM. Sebelum pulang, kita mampir sebentar di toko buku Kinokuniya. Tadinya sih gw cuma pengen liat beberapa buku-buku dan kartu tarot (I love them!), tapi ternyata, ada buku yang sudah lama gw cari-cari...at least yang berbahasa Indonesia. Here it is:



Persepolis by Marjane Satrapi.

I've always wanted to read the book, I was so happy that I finally found the book :D
It's a very amazing story of Marjane Satrapi, living in a country that was shaken by the revolution and war.
And after reading Persepolis, I think Marjane and I have some similarity, especially in family. Marjane was an only child, and like me, she is really close to her parents and often discussed many things with them.
I also have Persepolis' DVD, but I haven't watch it.

Anyway, I knew Persepolis since my mother bought her second book, Embroideries.


After reading this amazing yet funny book, I also bought her third book, and now become her fans! Anyway, the third book titled Chicken with Plums.


Those are amazing books! A simple drawing, funny stories, and also some knowledge about Iran's country and culture. HIGHLY RECOMMENDED!

A Chat with Grandpa

on Sunday, August 8, 2010
Mari saya ceritakan sedikit tentang opa saya ini.

Namanya Robby Tan. Ia lahir pada tahun 1945, tepatnya pada tanggal 4 November. Opa saya ini dulunya perokok berat, namun ia berhenti pada sekitar tahun 1991 karena paru-parunya akhirnya berteriak minta tolong setelah dicekoki rokok selama puluhan tahun.

Secara genetik, opa saya turunan asma. Ini ia dapat dari ayahnya, namun untungnya tidak menurun sedikitpun ke ibu saya dan juga om saya...maka saya bebas dari asma. Selain memiliki asma, puluhan tahun merokok dan gaya hidup yang kurang sehat menimbulkan masalah pada jantungnya, dimana akibatnya bisa fatal, seperti beberapa bulan lalu beliau sampai masuk UGD karena oksigen tidak terpompa sampai ke otaknya. Akibatnya: opa saya mengigau. Bicara tidak jelas, mau ini dan itu, tidak bisa apa-apa, dan merepotkan semua orang serta menimbulkan kepanikan massal.

Pada opa saya, asma merupakan penyakit yang keji dan menyusahkan. Bayangkan saja, situasinya adalah seperti ini:
Jalan kaki tidak bisa lama-lama. Jika terlalu lama/jauh, kami harus berhenti sebentaru, biar opa saya bisa mengambil napas.
Nyetir mobil juga bisa menyebabkan dia asma. Ini cukup mengkhawatirkan.
MANDI pun membuat dia asma, karena mandi memerlukan banyak gerakan, dan banyak gerakan memerlukan pemompaan jantung dan paru-paru, dan karena KEDUA ORGAN VITAL INI SUDAH ERROR, maka dia asma.
Habis makan pun asma, karena makan terlalu banyak, atau terlalu cepat, atau makan biasa-biasa saja bisa membuat dia asma.

Dan kalau asmanya itu sudah kumat, maka yang terjadi adalah:
"FUUUUUUUUUH (buang nafas dari mulut)......ngiiiiik (tarik napas dari hidung).....FUUUUUUUUUUUUUUH......ngiiiiik.....FUUUUUUUUH....ngiiik"

Jadi, opa saya akan menarik napas dengan susah payah lewat hidung, yang menyebabkan bunyi 'ngiiik' itu (karena asma), dan menghembuskannya dengan keras.

Salah satu dampak yang sangat tidak menyenangkannya adalah saat ngobrol. Seperti tadi siang ini:

Gebi: opa, pabrik Toyota masih di Sunter?
Opa: *ngiiiik...FUUUUUH...ngiiik...FUUUUUH* nggak, sudah pindah.
Gebi: oh, pindah ke mana?
Opa: *ngiiik...FUUUUH...ngiiik* ke daerah *ngiiiik...FUUUH...ngiiik* Kerawang.
Gebi: ho...sejak kapan?
Opa: *FUUUUUUH* sejak *ngiiik....FUUUUH* dua tahun yang lalu kira-kira.
Gebi: *kasihan dan cape nungguin jawaban, maka saya pun diam, tidak bertanya lagi*

Penyakit ini memang sangat menyusahkan opa saya. Dan yang membuat saya tambah kasihan lagi, opa saya sering sekali menyinggung tentang oma saya, yang menandakan bahwa betapa rindu dan kehilangannya dia.

Yah, untung saja dia masih punya anak-anak yang mau menjaga dia. Masih punya dua butir cucu perempuan dan satu butir cucu belum lahir yang akan selalu menjaga (saya) dan bermain (Luna) dengan dia. Masih punya teman-teman yang mau repot-repot memberi update-an lokasi wisata dari Mesir sana. Masih punya mobil buat membawa dia ke mana-mana. Masih punya orang-orang yang dengan sukarela dan sabar menjaga dia setiap hari.
Masih punya TUHAN yang tidak pernah berhenti menjaga dia .


LOVE YOU, GRANDPA!

My new G

on Friday, August 6, 2010
Yes babe, G stands for gadget. And I love gadget!
I also love red, I love movies. So the conclusion is:




Canon Legria FS 306 in RED.

She will make her debut on Jogja trip in the next 2 weeks :D

Angin

on Tuesday, August 3, 2010
Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin bermain dengan ikan-ikan di laut, namun ombak selalu datang mengusir.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin terbang dengan burung-burung di udara, namun selalu dijauhi dan dihindari.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin menari bersama manusia, namun justru memporak-porandakannya.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin membunuh api, namun membuatnya bertambah kuat.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin menghibur hujan yang selalu menangis, namun justru membinasakannya.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin duduk di pepohonan, namun justru meranggaskannya.

Bukankah sedih menjadi Angin?
Ingin memetik bunga di padang, namun tak bisa disentuhnya tanpa menghancurkannya.

Bukankah sedih menjadi Angin, tanyaku lagi.
Seperti aku, sendirian.
Hanya dikelilingi oleh semu, yang akan mati, habis, atau pergi.

Lalu angin tersenyum dan menjawab,

Dengan hembusku akan kubawa kau berenang dengan ombak di atas samudera.
Dengan hembusku akan kubawa kau terbang bersama burung-burung di udara.
Dengan hembusku akan kuajari kau menari.
Dengan hembusku akan kujauhkan api darimu.
Dengan hembusku akan kubawa hujan pada harimu yang panas.
Dengan hembusku akan kutiup pepohonan agar daunnya berguguran di atasmu.
Dengan hembusku akan kubawa bunga yang terindah, agar jatuh di pangkuanmu.

Lalu akupun pergi bersama Angin. Menjelajah dunia bersama keindahan yang dibawanya.

And the show goes one, Mr. Mercury.

on Monday, August 2, 2010
Empty spaces - what are we living for?
Abandoned places - I guess we know the score..
On and on!
Does anybody know what we are looking for?

Another hero - another mindless crime.
Behind the curtain, in the pantomime.
Hold the line!
Does anybody want to take it anymore?
The Show must go on!
The Show must go on!Yeah!
Inside my heart is breaking,
My make-up may be flaking,
But my smile, still, stays on!

Whatever happens, I'll leave it all to chance.
Another heartache - another failed romance.
On and on...
Does anybody know what we are living for?
I guess i'm learning
I must be warmer now..
I'll soon be turning, round the corner now.
Outside the dawn is breaking,
But inside in the dark I'm aching to be free!

The Show must go on!
The Show must go on! Yeah,yeah!
Ooh! Inside my heart is breaking!
My make-up may be flaking...
But my smile, still, stays on!
Yeah! oh oh oh

My soul is painted like the wings of butterflies,
Fairy tales of yesterday, will grow but never die,
I can fly, my friends!

The Show must go on! Yeah!
The Show must go on!
I'll face it with a grin!
I'm never giving in!
On with the show!

I'll top the bill!
I'll overkill!
I have to find the will to carry on!
On with the,
On with the show!

The Show must go on.


Queen-The Show Must Go On

Berliboer tahap 1

Oke, resmi sudah kalo gw akan berangkat ke Makassar hari Kamis ini, tanggal 5 Agustus 2010.
Tujuan mulianya adalah menemani opa saya ke sini dan ke sana, menghibur-hibur dia yang sendirian, dan tentu saja MAKAN. Apa gunanya ke Makassar kalau tidak makan? Sama saja dengan apa gunanya ke restoran kalau tidak makan?

Gw bakal kembali lagi hari Kamis minggu depan. Kemungkinan besar dengan kondisi sebagai berikut:
1. Tambah hitam.
2. Tambah gendut (ini pasti, karena gw bakal makan BANYAK di sana).
3. Tambah bego (efek kelamaan libur, dan kurang kerjaan).
4. Tambah cerewet (karena Makassar panas, dan orang Makassar memang bawel).
5. Tambah kasar (sekali lagi karena orang Makassar memang kasar).
6. Tambah jayus (karena lelucon gw akan kurang mengena dengan keluarga di Makassar).
7. Tambah dewasa (ini harapan).
8. Tambah pengalaman (karena kemungkinan gw harus mengemudikan mobil manual, yang sudah lama gw tinggalkan).
9. Tambah...tambah...tambah tinggi? MUDAH-MUDAHAN!

Satu saja harapan saya: bisa internetan, hehehehehe...

Ketjup,
Georgine.

Love

I think everything started with love.
Everything also ended with love.

We eat because we LOVE the food. Because we LOVE our stomach, and wants to pleasure it.
We hate because we LOVE not to like someone or something.
We laugh because we LOVE the words, or joke, or situation.
We cry because we LOVE too much, or LOVE the tears.
We kill because we LOVE to make other people die. Or simply LOVE the blood.
We climb because we LOVE the height. The adrenaline. The risk.
We cheat because we just LOVE another.
We swearing because we LOVE to let our anger burst in words.
We sleep because we LOVE to rest.
We help because it's suppose to based by LOVE.
We corrupt because we LOVE money for ourself.
We success because we LOVE to have better.
We rich because we LOVE having a lot of money.
We die because we LOVE God too much, and wanted to meet Him immediately.


We LOVE because LOVE is the most powerful word...yet.

See you next time, little cousin!

on Sunday, August 1, 2010
So I guess...I feel lonely after all.

All of my life, people had been cliche-ly ask me whether I feel lonely since I'm an only child. "Yeah, kind of," I said. Maybe I need a little sister. Maybe...

But yes, it's kinda sad to be back to the old three-person-family. I was suprised of how much that 2 years old little girl had brought in only one week. The crowd, the fun, the laughter...

A pair of little shoes in front of the door,
A little shirt in the dirty-cloth-basket,
A diaper in the trash bin,
Toys all over the living room,
Chocolate stain on my blankett,
Minyak telon smell all over my bedroom,
Tiny toothbrush in the bathroom,
'Bau iler' in on my teddy bear's nose,
.....and all the things left--and also gone.



I miss you already, Lunabu!