Kalah!

on Monday, December 27, 2010
Minggu, 26 Desember 2010
Indonesia vs Malaysia
Main di Malaysia
Hasil:

Indonesia - Malaysia
0-3


Kecewa tentu. Gw bahkan ga sempat nonton pertandingannya, tapi cukup buka Twitter dan BBM, udah ketahuan bagaimana kecewa dan rusuhnya pertandingan kemarin.

Pulang dari acara, gw langsung mendiskusikan hal ini dengan rekan komentator gw (bokap), Bung Sam.

Maka kata Bung Sam:
"Pemain Indonesia kalah di stamina. Kalo udah mulai akhir-akhir pertandingan ato masuk babak ke-2, pasti udah cape..."



Saudari Gebi menanggapi:
"Hm... Trus itu ada gambar Malaysia pake-pake laser segala. Bener ga sih?"

Bung Sam:
"Papa belum lihat. Tapi mungkin aja..."

Saudari Gebi:
"Saya rasa itu cuma alat provokasi atau lambang pengecut..."

Bung Sam tidak berkomentar.
Ternyata lagi ngupil.


Yaaaa, bukannya jahat ya sob, tapi gw meragukan segala macam laser-laser itu. Kenapa?
Pertama, dari hasil nanya-nanya sama temen gw yang kuliah di Malaysia, kata dia orang Malaysia santai aja sama Indonesia, dengan fakta bahwa orang Indonesia BENCIIIIIIIIIIIH banget sama Malaysia. Lucu aja gitu, ternyata mereka santai. Kok kita sewot berlebih?

Apa karena kita selalu merasa jadi pihak korban? Korban pencurian, korban kemanusiaan, korban kekalahan?

Kedua, emang yang pake laser banyak? Sejauh ini yang tertangkap kamera cuma satu toh? COME ON! Satu laser, 11 pemain? Muka lu di pantat!

Ketiga, dan sekaligus kesimpulan...gw merasa orang Indonesia terlihat SANGAT PECUNDANG dengan segala provokasi ini. Gw lebih menangkap kesan bahwa orang Indonesia tidak bisa menerima kekalahan Timnas-nya yang dalam satu bulan ini telah berubah dari zero to trending topic.
Fotonya sendiri terkesan seperti editan Photoshop.

Kalo memang kenyataan, ya lapor lah ke panitia AFF.

Hobinya main ganyang-ganyang mulu.
Mahal tau biayanya kalo main ganyang!
Kalo negara kita sudah seperti Amerika ato minimal seperti era Soekarno sampai Soeharto, baru ngomongin masalah ganyang.

Kalo memang kalah, ya kalah aja.
Dari awal gw merasa sistem ini udah aneh.

FINAL KOK PAKE SISTEM HOME AND AWAY???

Final boooo, finaaaaal!
Mana ada final 2 kaliiiii?????? CUMIIIII!!!

Biasakanlah nonton Timnas dengan nonton idola di Piala Dunia. Kalo kalah ya nasib.
Mau ga mau lo harus mengakui bahwa Timnas yang lo dukung bermain kurang prima atau tidak sanggup membendung lawannya.

Pas Belanda kalah di final Piala Dunia 2010, gw udah maklum. Sakit hati siiiih, tapi gw mengakui mainnya Belanda udah mulai kacau karena tidak bisa mengimbangi Spanyol yang cepat.
Bahkan gw sendiri tidak nonton babak keduanya karena melihat Belanda main jelek.


Nah, seperti kata Bang Oji waktu itu (setelah gw berkomentar bahwa Chealsea FC lagi jelek akhir-akhir ini):

"Ya udah. Yang namanya supporter itu ga cuma mendukung kalo timnya lagi bagus!"


Gw sangat setuju.
Gw selalu dukung Belanda sejak pertama kali gw tau yang namanya Piala Dunia dan Piala Eropa.
Maka gw juga akan selalu mendukung Timnas Indonesia baik kalah maupun menang!!

WORST CHRISTMAS, GRRR!!

on Sunday, December 26, 2010
As I always mentioned, I'm still in the process of finding myself and my true identity.

Lately, I found out that I'm a perfectionist.
And I'm in a serious perfectionist disease.

This started to kill me, since every time I found something isn't going as well as I wanted, or as I must be, I started to feel very bored and annoyed.
I'm started to be a control-freak, and I hate it cause I feel annoyed often.

The truth is, I didn't really enjoy this christmas. Something's missing, and it feels wrong.
And in the top of it all, my exam results is out.



I'm dissapointed.
Even though I haven't really know myself, but I know when I could truly say that I CAN DO THE EXAMS.
And I've tried my best. Really.



Oke, gw cape pake Inggris.


Gw kesel. Gw kecewa.
Gw belajar kayak orang gila, gw menghafal, gw bersaha memahami, gw memutar logika dan otak gw.
Gw merasa bersalah, karena dalam satu semester terakhir ini gw mendapatkan banyak banget berkah dalam materi maupun secara rohani dan pengalaman. Tapi gw tidak bisa mengembalikan itu semua dengan hasil yang baik.


SHIT MAN, I HATE LAW!!

God knows I truly wanted to enter a film school!! Not this forsaken law world where friend SHOULD eat friend, and seniority is worshipped like religion!

Semakin banyak nilai-nilai gw yang muncul dan ternyata mengecewakan, gw semakin benci hukum dan semakin merasa bahwa kesalahan besar gw rela menghabiskan dan MEMBUANG hidup gw 4 tahun demi belajar sesuatu yang bahkan tidak gw minati.


Yeah, I'm having my worst christmas.

Voyage of the Georgeous Trio

on Thursday, December 23, 2010
CHRONICLES OF NARNIA: VOYAGE OF THE DAWN TREADER

Sutradara: Michael Apted

Pemain: Ben Barnes, Skandar Keynes, Georgie Henley, Will Poulter


Sinopsis:
Duo Edmund dan Lucy Pevensie kembali datang ke Narnia, dan kali ini membawa serta sepupunya yang super menyebalkan, Eustace.
Setelah tersedot dalam lukisan dan tiba-tiba berada di tengah samudra, mereka diangkut naik ke kapal bernama Dawn Treader, yang ternyata adalah kapal Caspian (yang sudah jadi raja).

Misi mereka kali ini adalah mencari tujuh bangsawan Telmar yang hilang saat Raja Miraz dulu berkuasa. Ternyata misi mereka tidak semudah itu bahkan dengan ego masing-masing yang menjadi halangan.


Review:
Komentar pertama gw begitu masuk bioskop adalah:

"MAMAMIA, GANTENG BANGET YA OLOOOOOOH!!"

Oke, saya CLBK sama Ben Barnes *apasih*.

Nah, dari segi cerita sih seru, karena kali ini settingnya di laut, dan kesannya lebih adventurous. Tidak seperti dua film sebelumnya yang setipe (memperebutkan & melindungi Narnia dari orang jahat).

Sayangnya gw merasa bahwa tengah-tengah filmnya agak bosan dan datar. Terutama adegan-adegan di kapal pada siang hari, untuk lebih spesifiknya. Usaha menutupi kebosanan ini dengan memperlihatkan 'latihan' Eustace dengan Reepachip, tapi tetap saja sisanya bosan.

Konfliknya lebih 'dewasa', karena mereka masing-masing harus melawan ketakutan dalam diri sendiri. Dan gw terkejut dengan fakta bahwa si penulis bisa mempertahankan sifat-sifat dasar para karakter, terutama Edmund yang masih saja tergoda oleh harta (adegan kolam emas).

Gw secara garis besar kurang menyukai cara si sutradara mengambil gambar, terutama dalam adegan percakapan.
Di adegan percakapan antara Caspian dengan siapapun lawan bicaranya. Saat adegan berpindah ke Caspian, ekspresinya sama persis dengan adegan-adegan perpindahan berikutnya, yang terkesan ga 'meaning' dan membuat orang-orang seperti gw berkata secara refleks:

"Lah, adegannya diulang doang,"

Salah satu yang mengganggu bagi gw adalah si Eustace yang tiba-tiba jadi semacam narator.
Lalu terakhir, adegan penutupnya kurang nendang, ga seperti Prince Caspian yang cukup membuat terharu.

Tapi overall, film ini sangat menghibur, terutama bagi cewe-cewe yang mencari penyegaran mata. Jalan ceritanya juga lebih seru, konfliknya lebih nyata, jadi tidak percuma buang duit buat nonton di bioskop.

Untuk ratingnya gw kasih 6/10.

Recommended!

on Wednesday, December 22, 2010
Kali ini gw akan memberi review tentang film ke-2 yang ditonton rame-rame di ruang Perfilma minggu lalu.


EASY-A

Sutradara: Will Gluck

Pemain: Emma Stone, Aly Michalka, Penn Badgley, Amanda Bynes, Cam Gigandet


Story:
Olive (Stone) berbohong pada temannya bahwa ia telah kehilangan keperawanannya karena seorang pria (khayalan) bernama George. Hal ini kemudian tersebar dengan cepat, dan akibat Olive menceritakan rahasia kebohongan ini pada seorang temannya yang gay, dia pun dimintai tolong untuk berpura-pura telah tidur dengan temannya itu untuk mengangkat 'status'nya di sekolah.
Hal ini berkembang menjadi terlalu jauh saat ia dituduh menularkan penyakit kelamin, dan mulai dijauhi serta dibenci oleh teman-teman sekolahnya karena reputasi buruknya itu.


Review:
Komen pertama dari gw: FILM INI SUPER LUCU!!
Gw suka banget sama humor-humornya, apalagi si Emma Stone CANTIK BEYOND WORDS, badannya oke banget, dan tentu saja, aktingnya juga mantap.

Yang bikin gw suka adalah, karakter si Olive itu unik banget, bukan tipikal karakter cewe-cewe remaja Amerika labil seperti di Hannah Montana ato di Sonny with a Chance yang kalo ngelucu udah kelewat ga lucu sampe gw sakit perut.

Di film ini, penulisnya bisa membuat humor-humor yang beneran lucu sampe gw sakit perut, tanpa si Emma stone harus membuat ekspresi-ekspresi tolol yang bisa bikin cepat keriput.

Ceritanya juga unik dan sangat remaja, dimana yang namanya GOSIP itu bisa menyebar dengan sangat cepat, dan belum tentu apa yang didengar oleh orang pertama sama dengan orang ke sekian. Pasti udah banyak yang ditambah-tambahin.

Trus ada geng yang fanatik agama banget, ada guru yang baik banget (tapi ga berlebihan dan ga ganteng), pokoknya tipikal SMA atopun kuliah yang riil banget, terutama soal pencarian jati diri dan dimana kebutuhan untuk diakui eksistensinya sangat penting bagi remaja seumuran gw.

Iya, gw masih mengakui gw remaja walaupun tahun depan gw udah meninggalkan umur belasan.

Biar adil, gw memberikan rating film ini dengan acuan film-film sejenis, yaitu film komedi-remaja (sotoy). Ratingnya adalah: 9/10

TOTALLY RECOMMENDED!

00.43

on Tuesday, December 21, 2010
Gw merasa bodoh, karena merindukan sebuah emosi.

Akhir-akhir ini gw hampir tidak pernah sedih. Semua kegiatan kuliah dan lain-lain menyita pikiran gw dan membuat gw tidak sempat merasa sedih.
Tidak sempat menangis.
Mengeraskan hati gw sekali lagi dan membiarkan ketidakpekaan merajai.

Setiap tanggal 12 gw tidak lagi teringat akan oma gw. Gw tidak lagi menangis mengingat betapa sakitnya hati gw pas petinya ditutup. Betapa menyesalnya gw kenapa gw gak berusaha mengingat apa kata-kata terakhir dia buat gw.

Ya, sudah beberapa bulan gw gak menangis.


Oke, gw sadar ini aneh.
Tapi beneran loh, gw kangen dengan sisi menye-menye gw yang bisa nangis karena hal-hal simpel, sesimpel baca komik ato dengerin lagu sedih.

Yang gampang banget kemakan sama film-film sedih nan tragis.
Tapi sekarang malah terlalu gw bawa ke logika sampai jadi lucu ato tolol.


Ada peristiwa menarik sebulan lalu.
Guru SD gw meninggal. Nyokap gw telpon gw malem-malem buat ngasih tau hal ini, di saat gw lagi iseng liatin komik hentai di salah satu situs internet.

Gw terdiam, menutup komik tidak senonoh itu, dan memandang lantai polos.
Menyerapi perasaan terpukul yang rasanya sudah lama hilang.
Gw punya pikiran bodoh yang mengira kalau para guru-guru itu abadi.
Kalau mereka masih akan ada untuk mengajar anak gw nanti.
FYI, dia adalah guru SD yang sama yang mengajar bokap-nyokap gw dulu.

Gw kaget dengan fakta bahwa manusia itu rapuh. Manusia itu bakal mati.
Pupus sudah harapan gw bahwa dia akan mengajar anak gw.
Sama seperti pupusnya harapan gw untuk melihat oma gw terakhir kalinya sebelum dia menjadi kaku, dingin, dan beraroma formalin yang membuat mata gw perih.


Oke, sekarang gw mulai kangen oma gw.

Minggu lalu gw dan nyokap bikin kue.
Seperti biasa, bagian favorit gw adalah mencicipi (secara berlebih) adonan mentahnya.
Semua orang yang tau kebiasaan gw udah protes, katanya nanti gw mencret2.
Sampai hari ini gw sehat walafiat.
Dan hal ini sudah gw lakukan sejak SD.

Udah gw bilang perut gw bukan cacingan, tapi naga-an.

Icipan ke sekian, gw tersadar dengan fakta bahwa terakhir kali gw melakukan icip-berlebih ini adalah saat oma gw bikin bolu gulung yang rasanya BAK NIRWANA DIGULUNG.
ENAK, TANPA 'TAPI'.

Ada sih, tapi-nya. Bolunya bukan buat gw, buat dijualin di gereja.
Hu hu hu.....

Setelah bolu gulung spektakuler itu, oma gw mulai sakit. Tapi toh setelah terbaring loyo, dia menyempatkan diri dan kekuatan mengantar gw ke bandara.
Memberi gw pelukan terakhirnya, dan senyum terakhirnya.

Oma, saya kangen. Biar oma seneng, saya janji cari suami kaya.
Oma, kalo di surga ada dapur, saya mau bolu gulung satu.
Mentahnya doang juga gapapa.
Resepnya doang juga boleh.



I need menye-menye movie and tragic movie.

But, by the way....



WELCOME HOLIDAY!!!! WOHOOOOOOO!!

Richest Nerd

on Saturday, December 18, 2010
Oke oke, mungkin review ini agak basi, tapi berhubung gw baru nonton filmnya kemarin (di ruang Perfilma pula), maka gw wajib memberi review.


The Social Network

Sutradara: David Fincher
Pemain: Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, Justin Timberlake


Sinopsis:
Film ini menceritakan tentang Mark Zuckerberg, milyuner muda yang adalah penemu situs jejaring sosial paling eksis sekarang: Facebook.

Cerita ini mengambil gambaran bahwa Mark adalah orang yang sedikit nerd, tapi juga sangat ambisius dan luar biasa jenius.

Dengan alur flashback, diperlihatkan Mark yang tengah dituntut oleh dua pihak, yaitu si kembar Winklevoss, dan juga dari sahabatnya sendiri Eduardo Saverin.


Comments:
Saat gw nonton film ini hari Jumat lalu, gw belum tau kalo film ini jadi nominasi Oscar. Setelah nonton dan setelah tau....ya, gw merasa bolehlah film ini jadi nominasi. Lagian hampir semua film biografi lolos masuk Oscar, sebut saja La Vie En Rose, Capote, A Beautiful Mind, The Hours, dll.

Jesse Eisenberg boleh diberi empat jempol, karena dia bisa menggambarkan versi 'film' dari Mark Zuckerberg, dan terutama berhasil membuat penonton bete sama sikapnya yang terlalu nerd dan TERLALU BANYAK OMONG!! SUMPAH DIA BAWEL BANGET!!

Udah pengen gw tonjok, tapi nontonnya di komputer Perfilma, jadi ga tega.

Tak lupa si Justin Timberlake juga. Tokohnya super nyebelin tapi sebenarnya bermental banci. Sedangkan yang jadi Eduardo Saverin, si Andrew Garfield, tidak usah diragukan lagi kegantengannya.

Apalagi pas dia basah2 kena hujan.
Terutama pas dia membanting Macbook seolah laptop itu cuma kulit kacang.

Overall.....gw kasih 8 dari 10. Kenapa? Karena film-film biografi biasanya memang bagus (kecuali biografi tentang orang tidak dikenal).

And the fact that he's now one of the richest nerd in the world. And he's a Jew. No offense, but they really know how to deal with money.

I Sniffed Holiday

on Friday, December 10, 2010
So a few nights ago I had a very....hm, how should I called it...'dreamy' dream.

I was in a taxi, going somewhere on a vacation with two of my best friend, Cathy and Vernita.
Why on a taxi? Don't ask me. That's why they called it dream, isn't it? Sometimes it could get very surreal.

So we were going here and there, for some moments we lost our way, each of us went missing, etc.
I remember I was lost in a 'kompleks perumahan' I recognized as where I used to live.

There are some quarrel too, but I forgot of why we quarrel.
And then we finally arrived in a very beautiful beach, and I recognized it too, as one of the beach in Ambon.

And then, suddenly, I was in a room, filled with Perfilma friends, and they gave me a giant puzzle for me to solve.

But it's moring, so I have to wake up and open my eyes--to end the dreamy dream.

Why I called it dreamy dream?

Because it was exactly how I wished my holiday would be.
And yet I woke up in the morning, ready to face the final exam in hours.
With nothing but the thought of holiday stuck in my head.


I NEED HOLIDAY.

Kepada Georgine, Dari Seseorang di Seberang Cermin

on Sunday, December 5, 2010
Titip salam untuk kamu
Untuk kamu yang dulu
Yang dulu senang bercanda
Senang bercanda dan tertawa untuk kehampaan

Titip rindu untuk kamu
Untuk kamu yang waktu itu
Waktu itu suka merenung sendiri
Merenung sendiri dan menuliskannya dalam kata

Titip kecup untuk kamu
Untuk kamu yang kala itu
Kala itu selalu mencinta
Selalu mencinta pada kesederhanaan dalam hati

Terakhir, titip kata untuk kamu
Untuk kamu dan masa mudamu
Masa mudamu yang berlalu dan kamu yang tak sama
Tak sama dalam rupa, kata, dan hati

Saya tetap dan selalu sayang sama kamu.