Butter Milk

on Friday, December 28, 2007
Ya, tiada cerita bisa habis untuk dituturkan tentang kelinci *benarkah ia kelinci??* mutan satu ini. Tidak lain memang iya adalah kelinci gw sendiri. Namanya Butter Milk. Diambil dari buku anak2 yang dulu gw baca saat masih anak2. Di buku itu emang bercerita tentang seekor kelinci kecil berwarna coklat-putih bernama Butter Milk. Karena mirip, yah gw namain sama. Panggilan Butter bisa beragam. Mulai dari bahasa Indonesia, Makassar, Inggris, Belanda, sampe Jerman dan Ambon. Antara lain: Butt, Buter (baca gaya orang nggak tau bahasa inggris), Butty, But-but, Gendut, Ndut, Bulet, Bundar, Batala (gendut, Makassar), Co'mo' (gendut, Makassar), Pantat-Eh-Susu (terjemahan harafiah namanya-->Butt-er-Milk), Butter Melk (Belanda, kalo nggak salah), Bulu, Mbul, Kuping, Pantat Besar, Durchfall (mencret, Jerman), Stuhlgang (tai, Jerman), Idung Putih, Nakal, Buuuuut, dll.

Ceritanya simpel ajah, kelinci gw makin menjauhi kodratnya sebagai hewan herbivora dan mulai mendekati manusia sebagai omnivora. Beberapa hari yang lalu, gw dan keluarga menemukan fakta baru: Butter nggak mau lagi makan pinggiran roti sisa gw yang biasanya disambut dengan semangat oleh hidung putihnya itu dari kandang. Fakta aneh kedua, adalah kelinci jejadian ini suka permen Liquorice!! Setelah berhasil melewati eksperimen sinting gw memberi makan dia permen karet, sekarang dia makan permen Liquorice yang rasanya ajubile-kandang itu!!

W-O-W....

Untungnya gw belum pernah coba makanan ini ke dia: sambel, sate kelinci, sate kuda, soto2an, daun pintu, daun jendela, dll.

0 comments: