Bosan ke Bali? Ke AMBON saja! (bagian 3)

on Saturday, October 30, 2010
Uwokee!! Cerita berikutnya!

Selanjutnya gw mau bercerita tentang tempat bernama Pintu Kota. Ini dia fotonya:

,

Jadi, Pintu Kota itu adalah nama sebuat tempat yang memiliki batu-batu karang berbentuk melengkung seperti pintu/gerbang.
Di belakangnya itu sudah laut lepas, alias Laut Banda.

Ini foto sekitar-sekitarnya. BENAR-BENAR DIPENUHI KARANG, jadi mungkin kurang cocok dipake bermain-main atau berenang. Karangnya tajam loh...


Pemandangan dari atas (iya, kita bisa naik ke atas batu karang gedenya):




FAKTA MENARIK: di Ambon itu, segala tempat wisata atau tempat hiburan cuma rame pas hari Sabtu dan Minggu alias weekend.
Sisanya?
SEPI. BANGET.
Sepinya benar-benar ga nyante, sampai2 pas gw datang ke Pintu Kota ini, harusnya masuknya bayar. Tapi karena gw datang hari Rabu, yang adalah bukan hari normal buat berwisata, jadi tempat itu KOSONG, ga ada yang jaga, dan gw masuk GRATIS.

Lucu?
Memang. Gw juga heran dengan fakta ini. Padahal jarak antar-kota di Ambon cukup dekat, jadi lo bisa berwisata kapan aja hidung lo merasa pengen wisata.


Nah, cerita gw sekian saja dari Ambon ini. Untuk menjadi penutup yang oke, gw kasih gambar-gambar pantai-pantai asoy di Ambon yang dijamin MANTAP dan GRATIS.



(pulau di depan adalah Pulau Seram)











OH, HAMPIR LUPA!

Ini kota Ambon. Difoto dari rumah keluarga gw.


A-Lonely

on Saturday, October 23, 2010
Alone is when nobody with you.
Lonely is when nobody wants you.

Alter Ego

Kalau saya tidak punya mata,
Saya tidak perlu melihat semua wajah yang munafik itu.

Kalau saya tidak punya telinga,
Saya tidak perlu mendengar semua bisik cerca itu.

Kalau saya tidak punya hidung,
Saya tidak perlu mencium wangi parfumnya.

Kalau saya tidak punya mulut,
Saya tidak perlu berkata bohong.

Kalau saya tidak punya kulit,
Saya tidak perlu merasa semua sentuhan palsu itu.

Kalau saya tidak punya otak,
Saya tidak perlu repot-repot mengingat dia.

Kalau saya tidak punya hati,
Saya tidak perlu susah payah menghapus rasa itu.

Kalau saya tidak punya kaki,
Saya tidak perlu mengejar dia.

Kalau saya tidak punya tangan,
Saya tidak perlu melambai padanya.

Kalau saya bukan saya,
Saya tidak akan pernah suka padanya.

She Is...

on Wednesday, October 20, 2010
She is not the girl in every love song.

Not the girl to whom every poet wrote a love poem for.

No Kahlil Gibran to write her a prose with beautiful words.

She is not the girl whom the love letter was sent to.

Nor the owner of the name who was written in it.

She wasn't the inspiration of any great stories.

And no one fought on behalf of her name.

She is not a hero.

No street or bridge used her name.

She's no one famous.

Not a cover girl, or any video-sensation.

She's not an idol.

No one screams her name in hysteria.

She did nothing special.

She never invent anything.

She never travel anywhere.

She's not royalty.

No crown made for her.





She sleeps inside a womb.

While her mother think of a name.

One day she might become someone. Any one from above.

But she may have to wait...for couples of month.

Bosan ke Bali? Ke AMBON saja! (bagian 2)

on Tuesday, October 19, 2010
LANDJOET!!

Oh ya, sebelumnya gw sempat menyinggung tentang Alang, nama kampung oma gw. Ini foto Alang:


Foto itu diambil dari..semacam tempat tertinggi lah, di Alang. Jadi namanya Trap 99, soalnya katanya ada 99 anak tangga. Waktu itu gw ditantang suruh ngitungin, tapi karena tiap anak tangga tingginya ga sama, jadi SUPER CAPE dan gw ga jadi ngitung.
Di pinggir kanan kirinya itu rumah-rumah penduduk. Dan hampir setiap 5 anak tangga, gw harus singgah ke beberapa rumah karena...ya, namanya juga kampung keluarga, isinya keluarga semua alias saling kenal.


OKE, selesai cerita tentang Alang. Mari kita beralih ke tempat hiburan lain di Ambon yang bisa dikunjungi :D

Yang pertama adalah PEMANDIAN AIR PANAS!!!
*sekali lagi maaf, karena sudah 1 tahun, jadi gw lupa nama tempatnya apa*


Itu, gw lagi berendam di pemandian air panas. Airnya terus mengalir, jadi gapapa masuk ke dalam pake baju. Kentut juga gapapa, palingan muncul gelembung panas.
Oh ya, di belakang batu hitam itu, ada kolam air panas lagi, tapi yang lebih 'dingin' alias hangat. Disarankan masuk ke kolam yang hangat dulu, baru yang panas.

Oh ya, sumber air panasnya juga tidak jauh dari situ (lebih tepatnya tidak jauh dari tempat gw berfoto di atas). Sumbernya itu belerang, dan karena jaraknya yang dekat itu, jadi airnya bisa tiba-tiba naik suhunya, trus nanti kalo udah lamaan dikit jadi agak turun. Tapi ntar naik lagi. Jadi jangan kaget kalo sekalipun lo udah berendam lama di dalam, tapi airnya berasa lebih panas.

Oh ya, air panas itu mampu menyembuhkan gatal-gatal. Tapi jangan coba-coba masukin kepala, karena suhu otak itu tidak boleh terlalu panas. Kalo panas, nanti bisa pingsan ato....mungkin otak lo bakal matang.


BERIKOETNJA, di suatu lokasi di Ambon ini, ada sebuah tempat yang terkenal dengan Morea-nya.

APA ITOE MOREA????

Morea adalah istilah orang Ambon untuk menyebut BELUT.
Apa kelebihan belut ini??

MOREA/BELUT INI BESAR!


Ukurannya nyaris sama dengan betis gw!!!

Btw, itu yang di depan gw adalah pawangnya. Dia memanggil keluar morea-morea itu dengan tepukan-tepukan aneh ke air, lalu diumpan dengan telor mentah. Oh ya, morenya ada BANYAK.


Ada yang aneh dengan gambar di atas?
ADA CUCIAN ORANG!

Ya, karena sungai (?) itu memiliki mata air yang dekat dan selalu mengalir, jadi para ibu-ibu pun mencuci baju di situ. Dan ajaibnya, sepertinya para morea ini hidup tenang di tengah air-air cucian dan sabun-sabun.

Tidak ditutup kemungkinan untuk berenang di situ. Airnya BERSIH BANGET!

Ini sumber airnya:


AIRNYA JERNIH BANGET!!
Waktu itu sebenarnya gw udah pengen nyebur, tapi karena abis itu mau ke pemandian air panas, jadinya gw cuma pergi memegang-megang morea.

GIMANAH?? OKE KAN AMBON ITU??!!


...bersambung

Bosan ke Bali? Ke AMBON saja! (bagian 1)

on Saturday, October 16, 2010
Oke, karena waktu itu gw sedang skip dari dunia blog, maka kali ini gw akan menceritakan tentang tanah 'asal' gw: AMBON.

Nah, walaupun gw sebenarnya memiliki darah Ambon, Belanda, Cina (dan mungkin Arab), tapi kalo ditanyain gw itu orang apa, pasti gw jawab gw orang Ambon. Dan biasanya banyak yang berkomentar kalo gw tidak terlihat seperti orang Ambon. Lantas terlihat seperti apa dong gw?

Jika digolongkan, gw mungkin termasuk orang Ambon yang murtad. Gw belum pernah menginjak tanah Ambon. Gw ga tau letak persisnya kampung gw di Ambon sebelah mana. Gw sebenarnya sudah tidak punya keluarga 'langsung' di Ambon. Gw tidak punya rumah di Ambon.

Gw cuma numpang nama dan gen.

Untungnya, tahun 2009 lalu gw diajak ke Ambon bareng opa dan (alm) oma gw. Cuma seminggu sih, tapi bagi gw itu spesial banget.
Nah, karena sudah lewat setahun, jadi gw tidak ingat persisnya bagaimana perjalanan gw. Lebih baik gw ceritakan saja yang gw tau tentang Ambon.


Nah, keluarga gw yang masih di Ambon itu adalah saudara-saudara dari (alm) oma gw. Pada awalnya gw membayangkan Ambon adalah tempat yang terpencil, ansos, dan agak kampungan. Tapi setelah datang ke sana....well, it's better.

Kota Ambon sendiri adalah kota yang kecil. Di sana cuma ada satu KFC, tidak ada mall satupun, dan hanya ada sedikit restoran atau rumah makan. Jangan harap di sana ada Starbucks, J.Co, Bread Talk, A&W, dan teman-temannya itu. Dan jangan harap ada yang mau buka gerai Chanel, Hugo Boss, atau sejenisnya di sana.

Jadi intinya orang Ambon memang masih 'tradisional'. Orang Ambon lebih suka masak makanan sendiri atau makan masakan maminya daripada keluar makan di restoran. Orang Ambon itu pada dasarnya malas, jadi yang punya toko atau buka usaha itu pasti orang luar Ambon, misalnya orang Makassar, Buton, atau orang Cina.

Ambon bisa dibilang terbagi dua. Pembagian ini adalah peninggalan masa kerusuhan dulu. Daerah pesisir yang dekat dengan laut itu adalah daerah Muslim, sedangkan daerah atas yang di bukit-bukit adalah daerah Kristen. Sekarang sih sama aja. Kalo keluarga gw itu sendiri tinggalnya di 'atas' (daerah bukit).

Pulau Ambon itu cuma pulau kecil. Yang kelihatan dari peta itu adalah Pulau Seram. Karena Ambon itu tengahnya adalah gunung, jadi semua kota-kotanya terletak di tepi pantai. Jalanan antar kota itu juga menyusuri pantai.

Naaaah, di sinilah asiknya.



Foto di atas diambil di sebuah pantai. Pantainya ga bernama? EMANG! Hohohohohoho, di situlah gaulnya!
Jadi waktu itu gw lagi dalam perjalanan mau ke kota manaaaa gitu. Terus di tengah jalan, kita melihat bahwa pantainya keren. Jadilah kita langsung MENEPI, TURUN DARI MOBIL, dan BERMAIN DI PANTAI!!!
MUHAHAHAHHAHAHAHAHAHAH!!!!

Kurang enak apa coba?? Lo bisa ke pantai dengan mudah, dimanapun, tinggal turun dari mobil and IT'S ALL YOURS!! YOU CAN PLAY LIKE YOU OWN THE BEACH!! Ga bayar, ga ada yang jaga, ga ada yang larang!!
KURANG KEREN APA LAGI TUH??

Iya, jadi intinya di Ambon itu lo bisa bosan liat laut tiap hari.

Nah, cerita gaul lainnya.

Gw di rumah salah satu kerabat di dekat Alang. Rumahnya sederhana, tapi pekarangannya GEDE BANGET.
Ini kita foto di pekarangannya.

Jadi waktu itu dia nawarin, 'mau minum air kelapa ga?' Nah, karena semua mengiyakan, dia pun pergi.....MEMANJAT POHON DAN MENGAMBIL KELAPA!
Jadi pekarangan rumahnya penuh pohon kelapa. Kalau mau minum, tinggal manjat saja!

Terus rumahnya itu pas di pinggir pantai jadi anginnya dasyat banget. Batas antara rumahnya dan pantai/laut hanyalah tembok pendek:

Tuh, yang lagi dipijak sama opa dan sepupu gw.
Dan setelah melewati tembok pendek itu, maka kita akan menemukan:



JENGJEEEEEEENG!!! LAUT LAGI!
KEREN KAN? KEREN KAN? KEREN KAAAAAAAAAAAAAAAAN???!!!


....bersambung

Ritual 12

on Wednesday, October 13, 2010
Baru nyadar, gw baru saja melupakan ritual tanggal 12 gw, yaitu introspeksi sebulan.

Jadi, mari kita mulai saja.

Bulan September adalah bulan yang sangat melelahkan menurut gw. Gw kembali kuliah, dan tugas-tugas rasanya seperti ROMBONGAN HAJI! Banyak banget! Ga ada satu hari pun hidup gw tenang tanpa mikirin tugas, mikirin besok harus ngerjain apa, besok harus makan siang apa, besok harus download album Big Bang yang mana, dan banyak lainnya!

Yah, selain itu gw mendapat banyak pelajaran penting tentang tanggung jawab, berkesempatan untuk sedikit mengenal diri gw sendiri lebih dalam, dan juga mencoba hal-hal baru.

Lalu..

Apa ya?
Yah, yang lain sih biasa aja. Yang jelas, GW SANGAT BERSYUKUR ATAS HIDUP GW SAMPAI DETIK INI. And that's what I'll always do: be thankful. Life is wonderful.

Oh ya, satu lagi. Gw harap ke-HBP-an jangan sering-sering kumat. Amin.



And always, this note dedicated to my grandma, Augustina Huwae. Love you grandma!

Nostalgic Afternoon

BSD, pukul 14.40
Di suatu sore yang biasa, di hari Rabu yang biasa.

Kembali melewati rute yang sama. Pasar Modern, berbelok, pohon rindang di sudut, angkot-angkot yang sedang parkir. Tanjakan curam yang sama, gundukan yang sama, suara dari Masjid yang sama.

Aku duduk lagi di meja komputer. Menghiraukan urusan mandi atau bersih-bersih lainnya. Menyalakan komputer, lalu duduk dan mulai terbenam dalam duniaku sendiri.

Kapan terakhir kali kejadian ini berlangsung?

Dua tahun yang terasa sangat lama. Dua tahun aku melupakan tradisi ini, namun dalam hitungan detik aku kembali teringat.

Siang hari di BSD yang menenangkan. Ritual sepulang sekolah yang sama dalam rumah yang sama. Dulu, seragamku akan bertebaran dimana-mana tanpa kupedulikan lagi. Langsung mengenakan pakaian rumah seperti sekarang, namun kini yang bertebaran adalah jeans dan tas kuliahku.

Aku menengok ke belakang, ke halaman berumput hijau yang dimandi sinar matahari sore yang khas itu. Kucingku tertidur di atas keset, lupa untuk mengeong dan minta makan padaku.
Sama seperti dulu, hanya saja dulu dengan kelinci.

Apa pikirku ketika aku melewati jalan itu dulu? Pernahkan aku berpikir bahwa suatu hari nanti ritual ini akan sangat kurindukan? Akankah aku tahu bahwa kelinciku akan hilang? Akankah aku memiliki gambaran bagaimana rumitnya dunia kuliah?

Kurasa tidak.
Berjalan kaki, atau sambil naik sepeda, yang kupikirkan hanyalah makan siang apa yang sudah tersaji. Lelucon bodoh yang baru saja membuatku tertawa sampai menangis. Adik kelasku yang lucu. Guru atau pelajaran yang menyebalkan.
Atau terkadang, sejauh esok hari. Tentang tugas atau ujianku yang menanti.

Suatu sore yang sama, dipisahkan sepasang tahun.
Dari sepasang tempat antah berantah.
Untuk pulang.

BBB (Bukan Benjamin Button)

on Sunday, October 10, 2010
Mereka bilang ingin kembali ke masa itu
Masa kecil, saat masih lucu
Pipi yang gembul itu
Wajah yang lembut itu
Fikir yang polos itu
Dunia yang (rasanya) mudah itu

Namun jika saya pikir lagi, saya tak mau
Siapa yang mau?
Memakai popok lagi
Berjalan oleng lagi
Baju-baju kotor terkena muntahan itu lagi
Sepatu yang berdecit-decit itu lagi
Mainan berisik itu lagi
Takut pada gelap lagi
Diberi ancaman khas para orang tua lagi
Berbicara tanpa bahasa, dan hanya tahu menangis

Cukup, satu masa saja.
Tidak perlu diulang, tidak mau kembali.
Saya rasa sudah cukup,
Jika badan bertumbuh, namun pikiran, hati, dan kebiasaanlah yang tidak ikut serta.

Maaf, kalau sepertinya saya penipu dan pembohong.
Karena kedewasaan saya tidak singkron luar dalam.
Tetapi saya selalu menatap ke depan.
Dan suatu hari nanti, bisa mengenalkan diri dengan bangga

Saya, wanita.

Ada Puisi di AADC

Siapa sih orang Indonesia 'gaul' yang ga tau film Ada Apa Dengan Cinta?


Film oke berbintang utama Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra, yang membuat keduanya langsung jadi bintang idola remaja dan ujung-ujungnya jadi bintang iklan handphone Samsung.


Yang mengangkat lagi tema percintaan remaja dalam kancah perfilman Indonesia.


Yang membuat nama 'Rangga' jadi identik dengan 'puisi' *sotoy*.








OKE, kenapa gw membahas tentang itu pada postingan kali ini? Jadi ceritanya demikian:
Entah ada angin dari mana, tiba-tiba bokap gw memutuskan untuk merombak letak perabotan-perabotan di rumah gw. Salah satunya adalah dengan menggeser lemari barang-barang ke dalam kamar gw.

Lemari barang ini isinya memang barang-barang gw. Barang-barang yang menurut nyokap masuk dalam kategori SAMPAH, tapi bagi gw lebih enak disebut KOLEKSI.
Nah, dalam lemari ini gw juga menyimpan segala macam buku-buku dan dokumen-dokumen, diantaranya skrip-skrip drama yang pernah gw bikin, cerpen-cerpen yang gw buat, dll.

Dan benda paling tua yang ada di dalam situ adalah sebuah buku harian.
Buku harian gw dari jaman SD kelas 5, yang berarti usianya sudah sekitar 10 tahun.

Penasaran, gw baca-baca lagi buku harian gw itu....
...dan menemukan betapa LABILnya gw dulu, MUHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!

Gobloknya lagi, diary itu sudah pernah dibaca oleh beberapa orang.
Mudah-mudahan mereka melupakan segala kelabilan gw, amin.

Nah, salah satu yang menarik adalah...

GW MENEMUKAN 2 BUAH PUISI DARI FILM ADA APA DENGAN CINTA DI SANA!!

Ternyata saking sukanya gw pada kedua puisi itu, sampai-sampai gw hafal dan gw tuliskan dalam diary gw.
Dan karena puisi ini merupakan bagian dari sejarah perfilman Indonesia *halah*, jadi gw akan memberikan dia kehormatan untuk ditulis dalam blog gw.


PUISI #1 (puisi Rangga yang menang lomba puisi di SMA-nya...kalo ga salah)

Ku lari ke hutan, kemudian menangisku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi, sepi dan sendiri aku benci
Aku ingin bingar, aku mau ke pasar
Bosan aku dengan penat, enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri
Kenapa tak pecahkan saja gelasnya biar ramai?
Biar beradu sampai gaduh
Ah, ada malaikat
Menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?
Atau, aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?


PUISI #2 (puisi Rangga di bagian akhir diary-nya, yang ditinggalkan buat Cinta)

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenanginya racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan telah tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga
Dari mata seorang awak
Ada apa dengan cinta?
Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku cuma ingin kamu
Itu saja



GIMANA, GIAMANA???
ASSSSEEEEEK bukan? Gila, gw aja pas baca puisi ini lagi, sampe treak2 "ciye" sendiri di kamar, terus cekikikan tolol, sampe akhirnya terhenti karena batuk gw kumat. GILA, puisi ini dari jaman kapan banget, dan mengingat dulu gw bahkan menghafalkan puisi-puisi ini juga sama GILAnya, MUAHAHAHAH!!

Yah, okelah. Sekian saja nostalgianya malam ini.
Selamat malam, BSD.
Selamat malam, cahaya.
Selamat datang, mimpi.

WOW!!

10/10/10

10:10


Good Medicine

on Saturday, October 9, 2010
Akhir-akhir ini gw kena berbagai macam penyakit.

Ga sih, sebenarnya cuma 2 macam. Yang satu juga agak kurang tepat kalo disebut penyakit.

Oke, yang pertama adalah jerawat.
Sepulangnya gw dari Makassar, gara-gara kulit gw yang sensitif, gw langsung kena jerawat yang lumayan parah. Setelah simpang siur ke dua skin care yang cuma morotin duit, akhirnya gw ke dokter kulit yang memberikan obat yang ternyata manjur.

Kedua, gw kena batuk. Tapi batuk kali ini cukup parah, sehingga kuman-kuman dan bakteri-bakterinya bergerak ke telinga, membuat gendang telinga gw bocor. Cukup membuat gw panik kemarin, dan selama seminggu ini telinga kiri gw bakal selalu terasa seperti kemasukan udara.

Nah, diakibatkan oleh dua penyakit yang berlainan ini, gw diberikan obat-obatan dalam jenis yang berlainan dan dalam jumlah yang banyak.
Jadilah untuk...yah, sekitar dua minggu ke depan ini, gw bakan kemana-mana ditemani obat-obatan.

Inilah mereka:


Bahasa!

Kasihan memang orang Indonesia ini. Bahasa sendiri yang tiap hari dilafalkan dari mulut justru seringkali salah dipergunakan atau salah dalam hal gramatik..bahkan ejaan!

Contoh simpel:
Di kereta Ekonomi AC, ada stiker di bagian pintunya yang kalau tidak salah bertuliskan:

"AWAS TANGAN KEJEPIT"

Lalu...

"DILARANG SANDAR DIPINTU"


Koreksi:
1. Kejepit. Dalam penggunaan kata baku yang benar, harusnya terjepit.
2. Sandar. Dalam kalimat ini seharusnya bersandar.
3. Dipintu. Untuk menunjuk suatu keterangan tempat, 'di' haruslah dipisahkan dari keterangan tempatnya. Jadi seharusnya di pintu.


Lalu kemarin ada lagi yang gw temukan.
Di stasiun UI, terpampang dengan hebohnya jadwal kereta trek Jakarta dan sekitarnya (yang sebenarnya tidak berguna karena keretanya tetap saja tidak tepat waktu). Lalu saat gw perhatikan lagi....ADA YANG SALAH.

"JADUAL KEBERANGKATAN KERETA bla bla bla"


Koreksi: seharusnya JADWAL!!!! Ejaan jaman kapan itu yang masih pake 'ua'??

Kasihan banget dah. Gw jadi bingung dan penasaran, yang membuat semua tulisan itu siapa sih? Ini mungkin hal sepele, tapi dari kesepelean tulisan ini bisa terlihat bagaimana orang Indonesia memperlakukan bahasanya sendiri.

Mungkin ada baiknya kita seperti orang Perancis. Orang Perancis menolak berbicara dalam Bahasa Inggris kecuali memang diperlukan. Jadi secara tidak langsung, mereka memaksa semua orang untuk bisa berbicara dalam bahasa mereka. Sebuah cara yang bisa dibilang angkuh untuk melestarikan bahasa sendiri, tapi efektif.

Jadi saudara-saudara, MARI BERBICARA DAN MENULIS DALAM BAHASA INDONESIA YANG BENAR!!

The Other Kind of Love

on Sunday, October 3, 2010
Sesuai tulisan gw di Twitter kemarin malam, gw akan me-review sebuah film oke yang berhasil dan sukses 100% membuat gw nangis bombay sendirian di kamar kosan.


TAE GUK GI

Sutradara: Kang Je Gyu
Pemain:
Jang Dong Gun
Won Bin
Lee Eun Ju

Sinopsis:
Dengan latar belakang perang Korea Utara-Korea Selatan, film ini menceritakan kisah dua kakak beradik Lee Jin Tae (Jang Dong Gun) dan Lee Jin Seok (Won Bin) yang secara tidak sengaja terlibat dalam perang ini.

Jin Tae sangat mengkhawatirkan kesehatan adiknya, sehingga ia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan medali penghargaan (yang hanya diberikan pada prajurit terbaik), agar bisa mendapatkan kesempatan untuk memulangkan adiknya.

Sayangnya, usaha Jin Tae mendapatkan medali ini mengharuskannya melakukan tindakan-tindakan yang nekat, mengancam nyawanya sendiri, dan pada akhirnya membuat adiknya sendiri benci padanya.

Akibat sebuah peristiwa tragis yang bertubi-tubi, diantaranya adalah kematian tunangannya Young Shin (ditambah ia mengira bahwa Jin Seok tewas dalam sebuah kebakaran), Jin Tae malah membelot ke pihak Korea Utara. Jin Seok lalu berusaha menyadarkan kakaknya bahwa ia masih hidup, dan meyakinkan kakaknya bahwa ia harus bertahan hidup untuk kemudian bertemu lagi dengan seluruh keluarganya.


Commentary:
Rating dulu! Oke, gw akan memberi film ini 8/10. Kenapa? Karena dari segi cerita, film ini SUPER OKE!

Inti dari film ini sebenarnya simpel: cinta. Namun, kalau film-film perang pada umumnya mengambil sisi cinta dari hubungan romantis pria dan wanita, film ini menyuguhkan kisah cinta yang tulus dari dua kakak beradik.

Jang Dong Gun memainkan karakter yang luar biasa, dimana ia dapat menjadi sosok kakak tertua yang dewasa, bertanggung jawab, dan rela berkorban demi keluarganya. Won Bin juga dengan tepat memainkan karakter si adik yang secara emosi masih labil, secara fisik tidak terlalu kuat, dan terbilang polos dalam menghadapi realitas yang datang bertubi-tubi.

Tidak selamanya kisah cinta pria-wanita bisa membuat penontonnya menangis heboh, tapi kisah dua pria bersaudara juga bisa menguras air mata. Buat gw, adegan yang sangat menyentuh dan mengiris-ngiris ulu hati adalah ketika Jin Seok yang sudah tua berhadapan dengan tulang-belulang kakaknya.

Dalam adegan itu, Jin Seok menghadapi dua peristiwa sekaligus: jawaban atas penantiannya, dan juga akhir dari pencariannya akan kakaknya yang dulu telah berjanji akan kembali menemuinya, pulang ke pangkuan ibunya, dan menyelesaikan sepatu yang tengah dibuat Jin Tae untuk adiknya itu.

Tema yang sederhana, namun dengan latar belakang yang berbeda, itulah yang menjadikan film ini sangat layak tonton.

Untuk Dia

Mari saya ceritakan
Tentang seseorang saya pikir saya kenal
Yang untuk dia apapun saya ceritakan
Karena pada dia, dulunya saya kenal

Yang saat waktu memisah saya rindu
Untuk bicara untuk bercanda
Karena semua hanya dia yang tahu
Yang nyatanya singgah di hati saya

Waktu pula pertemukan saya dan dia
Tapi ruang nyata kalahkan waktu
Tak ada lagi berbagi cerita
Tak pernah lagi berbagi lagu

Saya pikir-pikir lagi
Sungguh bodoh ada rasa ini
Tapi dusta nyata tiada guna
Karena memang saya rindu dia

"Jadi, inti film ini apa?"

on Saturday, October 2, 2010
It's movie review time!!!




THE LAST EXORCISM

Sutradara: Daniel Stamm
Pemain:
Patrick Fabian
Ashley Bell
Iris Bahr
Louis Herthum

Sinopsis:
Sejujurnya gw pun datangnya telat di bioskop, jadi gw memberi sinopsis dari yang gw tonton saja. Oke, film ini disyut dengan tipe dokumenter, jadi sejenis dengan Quarantine, dkk. Awalnya diceritakan seorang pendeta bernama Cotton Marcus akan melakukan ritual Eksorsisme atau pengusiran setan dari tubuh seorang anak perempuan bernama Nell Sweetzer.

Belakangan diketahui kalau ternyata si pendeta ini bohong, dengan membuat efek-efek yang sedemikian rupa agar terlihat seperti benar-benar ada setan dalam tubuh Nell, yang bernama Abalam.
Setelah si pendeta dan kru-nya menerima uang bayaran mereka, mereka pun pergi menginap di motel untuk kemudian pulang.

Tapi kejadian aneh terjadi, ketika tiba-tiba Nell sudah berada di motel tersebut dan terlihat bingung. Gadis itu lalu dibawa ke rumah sakit terdekat, dimana si pendeta mengusulkan kepada ayahnya agar membawa Nell ke dokter penyakit jiwa.

Masalah ini membuat si pendeta kembali ke rumah keluarga Sweetzer, dan mereka pun perlahan-lahan menguak rahasia-rahasia aneh serta kejadian-kejadian tidak biasa dialami seiring dengan Nell yang nampaknya telah kerasukan setan sungguhan.


Commentary:
Judul dari posting ini adalah kalimat yang keluar dari mulut kedua teman gw serta gw sendiri ketika kami selesai menonton film ini. Gw benar-benar ga ngerti inti dari film ini apa, dan apa sebenarnya yang terjadi dengan Nell pada akhirnya, serta pada ketiga kru film dokumenter ini.

Lalu, apakah setan itu benar ada? Apakah Nell memang sakit jiwa atau dia memang kerasukan Abalam? Apakah pastor setempat itu memang pemuja setan? Apakah si pendeta Cotton dibunuh oleh si Abalam?

JUST TELL ME THE TRUTH, MAN!! RRRRRRRAAAAAAAAAGGGHHHH!!!

Yah, intinya gw memberi film ini 3/10.
Super ga jelas, dan super buang-buang duit.

Kebakaran

Setelah seminggu full gw harus nongkrong di kampus sampe jam 6 sore lewat, akhirnya pada hari Kamis lalu gw berkesempatan untuk balik ke kosan sebelum jam 6. Tepatnya sekitar jam 4 sore gitu.

Karena badan udah keringat dan lengket di sana-sini, gw pun langsung mandi. Setelah mandi, gw lalu bengong bodoh di kamar. Bingung antara mau buka laptop tapi ga ada internet, atau internetan di handphone tapi sinyal lagi jelek dan pulsa sekarat.

Akhirnya gw bengong.
Kelamaan bengong, gw pun memutuskan untuk tidur saja.
Gw matikan lampu, dan gw ancang-ancang tidur.
Di luar masih hujan, petir menggelegar hebat.

Lalu tiba-tiba, di tengah proses-akan-tidur gw, sebuah suara memecah.

PTARRR!!

Gw membuka mata, lalu terdiam. Gw berusaha untuk mencerna bunyi barusan dan mencari alasan logis dari mana datangnya suara itu.
Cuek, gw lalu tidur kembali. Ketika gw akhirnya sudah nyaris tertidur, sebuah bau-bau terbakar masuk ke kamar gw.

Pikiran pertama gw adalah ada yang bakar sampah. Itu cukup logis, jadi gw bersiap untuk tidur lagi.
Tapi, lama-kelamaan baunya sudah mulai mengganggu dan gw mengenali bau itu sebagai bau plastik terbakar.
Tepat ketika gw menyalakan lampu dan ingin keluar kamar, penghuni-penghuni kosan lain yang bermukim di lantai dua mulai turun dan terdengar panik. Ibu kosan gw pun sudah ada di lokasi, sedangkan gw?

Gw mematikan lampu kamar dengan santai.
Keluar dari kamar, menutup pintu kamar dengan tenang.
Lantas bergabung dengan kerumunan panik tadi.

Ibu kosan gw mulai panik, berteriak-teriak memanggil 'anak buah'nya, si Mas Wawan.

"Mas Wawaaaaan!!! MAS WAWAN ITU TOLONG LIATIN KENAPA ITU??! KOMPOR YA?? KOMPOR YAA???"

Gw mulai berniat menyiram ibu kosan dengan air karena berisik.

Ternyata setelah Mas Wawan mengobservasi, sumber keributan bukan dari dapur, tapi ternyata dari...

KAMAR YANG LETAKNYA TEPAT DI DEPAN KAMAR GW.

Asap hitam mulai terlihat keluar, dan sekali lagi si ibu kosan panik.

"MAS WAWAN ITU DARI KAMARNYA MBAK TIA!! CEPETAN AMBIL KUNCINYA, CEPETAAAAN!!! ADUH ADUH MBAK TIA-NYA KE MANA LAGI, ASTAGHFIRULLAH MBAK TIAAAAA!!!"

Gw pun yakin gw harus menyiram ibu kosan gw.

Oke, pintu kamar sudah terbuka.
Ternyata memang ada yang terbakar. Dan yang terbakar adalah: EMEREGENCY LAMP, alias yang lebih dikenal dengan LAMPU MATI LAMPU.

Rupanya lampu ini dibiarkan tercolok ke stop kontak oleh si pemilik kamar, dan lampu inilah yang meledak dan menimbulkan suara ledakan serta asap yang berhasil membuat seisi gedung A heboh dan Mas Wawan lari-lari panik.

Masih ketakutan, ibu kosan dan anak-anak yang lain lalu bercengkrama satu sama lain, barusaha mengilangkan rasa takut.

Apa yang gw lakukan?

Masuk ke kamar, ambil handphone dua-duanya, lalu keluar lagi dan mulai menelepon bokap dan nyokap gw.
Habis itu, setelah barang bukti kebakaran dibawa keluar, gw dengan tenangnya memotret benda itu.

Setelah kepanikan cukup mereda, gw masuk ke kamar dengan tenang, menyalakan kipas angin untuk mengusir asap yang masih tertinggal, lalu kembali ke tempat tidur.

Tapi gw ga jadi tidur.
Gw lalu keluar cari makan, nongkrong di kamar Wina, mengerjakan PR Jerman, barulah gw tidur.


Demikianlah akhir dari sebuah kejadian absurd di hari Kamis yang random.

Inilah benda yang menyebabkan kehebohan itu.