Dua Puluh

on Monday, May 16, 2011
Menurut gw, berumur 20 adalah hal yang besar.

Beda dengan ulang taun ke-10, ulang tahun ke-20 membawa gelombang kesadaran (cieh!) yang besar bagi gw. And thank God, dengan bertambahnya umur menjadi dua dekade ini, gw semakin mengenal diri gw sendiri.
Gw juga mulai mengingat-ingat apa saja yang sudah gw alami 20 tahun terakhir, siapa gw dulu dan sekarang, dan apa yang gw inginkan--ga usah jauh-jauh--satu tahun ke depan.
Dan tiba-tiba, dengan impulsifnya, muncullah tulisan ini.

Bukan maksud pamer ato apa, ini cuma bentuk kesadaran gw dan ucapan selamat ulang tahun gw...kepada diri gw sendiri.


Halo!

Nama saya Georgine Bianca Avella Sahetapy.
Ga usah ribet, panggil aja Gebi. Kalo mau tau, nama pertama saya diambil dari buku Lima Sekawan. Nama kedua saya dari buku Tintin.

Saya orang apa? Yah, sebut saja orang Indonesia. Ayah saya campuran Belanda-Ambon. Ibu saya campuran Cina-Ambon. Saya lahir di Manado, tinggal 12 tahun di Makassar. Tiga tahun di Jakarta, sekarang domisili KTP di Tangerang, Banten. Senin sampai Jumat saya di Depok, Jawa Barat.

Satu kata yang mendeskripsikan hidup saya selama ini?

Nomaden!

Saya lahir saja di Manado. Umur 2 bulan, saya kembali ke Makassar. Di Makassar sendiri saya pindah berkali-kali.
Pertama di rumah oma dari ayah. Rumah tua yang gelap, kalo malam banyak kecoak. Di sana saya dikelilingi berbagai mainan. Dari mainan beneran sampai botol bekas. Oma saya itu suka bikin kue; jago masak. Saya paling rindu sup makaroninya.
Di sana saya tidak punya teman, kecuali mainan dan pembantu.

Kedua saya pindah ke komplek perumahan.
Tempatnya asik, di sana banyak teman seumuran. Di situ saya belajar naik sepeda. Di situ juga saya jatuh terseret di aspal, sampai-sampai kedua lutut dan siku saya berdarah. Di situ saya pergi menangkap ikan di sungai kecil, pakai tudung saji.
Di situ pertama kali saya memukul orang sampai menangis. Di situ saya kehilangan mainan robot Power Ranger saya. Di situ saya suka bermain dengan boneka dinosaurus saya. Di situ saya mulai mengoleksi buku-buku.

Ketiga, saya pindah ke rumah oma dari ibu saya.
Rumahnya besar, luas, terang, dan ramai. Tapi buku-buku saya tidak bisa ikut, jadi saya cukup sedih. Mainan saya juga tidak muat, jadi ditinggal. Saya sedih karena kurang mainan. Mungkin itu alasan saya tidak terlalu ingat kenangan di sana.

Keempat, saya pindah dari Makassar ke Jakarta setelah lulus SD. Ke rumah sempit di Jl. Kesehatan, Jakpus. Rumahnya benar-benar kecil. Dari pintu depan, langsung kelihatan dinding belakang rumah. Selama satu tahun di sana, bajaj menjadi kendaraan sehari-hari saya pulang-pergi sekolah.

Kelima, saya pindah ke daerah Percetakan Negara, Jakpus, saat kelas 2 SMP. Banyak cara ke sana, tidak cuma dengan bajaj. Bisa naik bis NE 2, bisa naik Transjakarta. Di sana saya sempat ikut Taruna di gereja terdekat. Menyenangkan juga.
Saya ingat di sana saya suka berlatih tenis dengan tembok. Dua pot tanaman sudah jadi korban. Saya lumayan suka di sana, karena seperti waktu di komplek, banyak teman seumuran.

Keenam, saya pindah ke BSD setelah diterima di SMA Santa Ursula BSD.
Dulu rasanya BSD letaknya di ujung dunia. Sekarang, 20 kilometer tidak ada artinya.
Saya suka di BSD! Untuk pertama kalinya saya bisa bersepeda ke sekolah, atau kadang juga jalan kaki. Sepulang sekolah saya bisa singgah dan main ke rumah teman. Ke mana-mana jalan kaki. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup saya, saya merasa betah dan tidak ingin pindah lagi.

Ketujuh--kalau bisa disebut pindah--saya kos di Depok.
Awalnya saya ingin pulang-pergi saja, tapi rupanya jarak BSD-Depok benar-benar tidak memungkinkan. Naik kereta ribet. Naik bis harus berkali-kali. Nebeng repot. Nyetir sendiri? Berat di bensin, menguras habis tenaga.
Tapi setidaknya, unsur favorit saya ada di sana: teman. Selama ada teman, saya tidak akan banyak mengeluh.



Kesukaan saya?
Banyak! Saya sebutkan saja yang mungkin agak tidak biasa.

Saya suka dan mengoleksi sendok. Haha.


Saya juga suka mengoleksi kartu hotel. Teman-teman saya pasti sudah tahu, kalau mereka pergi ke mana-mana, oleh-oleh yang saya minta pasti kartu hotel.


Saya suka sejarah. Mulai dari mitologi yunani, sampai novel-sejarah.


Saya suka puzzle. Dan mungkin, sisi feminin saya bisa terlihat dari hobi saya terhadap cross-stitch dan merajut.

Suka gadget.

Suka menulis, suka membaca, suka dengar lagu. Standar lah.


Role model saya?
Tidak lain tidak bukan: ibu saya.


Kalo hewan?
Suka semua hewan kecuali jenis-jenis serangga.
Takut kecoak.


Sifat?
Spontan. Keras kepala. Tukang ngatur. Bawel. Banyak mau, banyak komentar.
Impulsif. Tidak sensitif. Tomboy, riang, optimis.
Moody. Ekspresif. Manja.
Saya juga sekalian minta maaf buat mereka yang merasa saya kurang pengertian. Saya memang tidak sensitif, tapi sedang diusahakan untuk lebih sensitif.


Hobi?
Nonton film, berimajinasi.
Dengar lagu, bernyanyi.
Ngobrol, membuat lelucon, tertawa.
Berselimut, memeluk bantal, makan.
Banyak lah.


Ya, kira-kira begitu saja dulu.
Salam kenal, Georgine!


Sincerely,
Georgine Bianca

1 comments:

Anonymous said...

Berasa kenal lebih jauh, haha :) Postingannya menarik, boleh juga idenya, kapan-kapan buat juga ah, boleh ya non niru idenya, hehe.

Aaaw dirimu suka kristik juga? Samaa!!
Suka ngumpulin sendok dan kartu hotel? Unik. Kalau saya dulu suka ngumpulin tusuk gigi, tapi lama-lama banyak yg lapuk kertasnya udahan deh. Trus suka kumpulin nota belanjaan, nota restoran dan tiket bioskop :D