Alien, Earth, and the Universe

on Saturday, February 5, 2011
SAYA TIDAK PERCAYA ALIEN....



...kalau yang dimaksud adalah makhluk kurus jangkung yang terlihat seperti kena hidrocephalus akut dengan mata lonjong hitam dan jari tangan cuma tiga.


Tapi saya percaya bahwa kehidupan tidak cuma ada di bumi.
Bahwa dari alam semesta yang besar ini, mungkin, di galaksi lain, seorang makhluk hidup tengah memikirkan hal yang sama dengan saya.
Ada saatnya kita akan bertemu, dan pada saat itu saya rasa Steven Spielberg pun akan kayang.



Beberapa minggu yang lalu, saya tertarik menonton sebuah acara di televisi kabel yang membahas soal ini.
Kenapa menarik? Jadi begini...

Para ilmuan telah menemukan bahwa salah satu bulan Jupiter memiliki potensi untuk ditinggali makhluk hidup.
Sebenarnya bagaimana habitat yang bisa ditinggali itu?

Awalnya manusia hanya melirik pada spesiesnya sendiri. Apa yang dibutuhkan manusia untuk hidup?
Udara? Air? Makanan? Cahaya matahari?

Namun ternyata, setelah manusia meneliti lebih jauh dan melihat di luar 'cangkang'nya, sebuah padangan baru lahir.


Mikroorganisme dapat hidup dalam lingkungan yang sangat ekstrem.
Di kawah air panas.
Di tengah kutub yang dingin.
Di dasar laut tanpa cahaya matahari.
Di tempat kering tanpa makanan.


Hal ini membuka peluang yang lebih luas.
Untuk pertama kalinya, sebuah optimisme yang sangat besar lahir bahwa sepertinya fokus kita terhadap habitat kedua setelah bumi tidak hanya sejauh Mars.
Satu kata: LUAR BIASA.


Pikiran saya ikut terbuka seiring acara televisi itu berlangsung.
Namun mendadak, sebuah pemikiran muncul juga: apakah manusia tidak berniat memperbaiki bumi sampai-sampai kita terkesan sudah mencari tempat lain jika bumi sudah tidak bisa ditinggali?



Saya teringat film Wall-E, film kartun favorit saya yang tidak pernah gagal membuat saya terharu di akhir film.
Bumi menurut Wall-E adalah sebuah tempat yang berisi sampah dan ditinggalkan oleh manusia.
Hingga akhirnya sebuah robot pengotak sampah berhasil membawa manusia untuk kembali ke bumi, dan pada akhirnya membangun kembali bumi ini.



Seperti kata si Captain:

"But I don't want to survive. I want to live!"




Atau seperti lirik lagu soundtracknya: Down To Earth oleh Peter Gabriel

We'll coming down to the ground
There's no better place to go
We've got snow up on the mountains
We've got rivers down below

Then we got up on two legs
But we wanted to fly
Oh, when we messed up our homeland
We set sail for the sky


Entah pandangan ini benar atau tidak, tapi kalau pada akhirnya apa yang digambarkan film Wall-E menjadi kenyataan, maka sepertinya setiap orang di muka bumi ini perlu nonton Wall-E untuk menyadarkan betapa pentingnya bumi ini dijaga.


Karena sampai momen Steven Spielberg kayang itu, hanya bumi inilah yang kita miliki. Dan sejauh ini, hanya bumi-lah yang kita kenal baik. Tidakkah sebaiknya kita menjaga apa yang telah selama ini memberikan segalanya tanpa meminta bayaran?


Saya senang bahwa keyakinan saya akan kehidupan lain di luar bumi itu akan segera terbukti.
Namun saya rasa, sebaiknya kita tidak berpandangan 'cari pengganti bumi untuk ditinggalkan'. Sekecil apapun, saya akan berusaha menjaga bumi ini. Saya tidak mau menjadi gadis obesitas berbaju ketat yang berkomunikasi dengan sesama melalui layar hologram.


Redefine your priorities
These area extraordinary qualities
To find on earth

0 comments: