Selera? Idealis? atau Boros?

on Sunday, April 17, 2011
Mendekati usia 20 tahun ini, gw semakin menyadari kecenderungan-kecenderungan dalam diri gw. Salah satu diantaranya adalah...yang menjadi judul posting ini.
Biar pendek, disingkat jadi SIB aja.

Nah, kenapa gw sebut SIB?

Karena gw seyogyanya juga belum tau sindrom gw ini tergolong kategori apa di antara ketiga hal di atas. Sudah lama gw mengalami sindrom ini, dan pada suatu hari yang random, percapakan singkat dengan sahabat gw Nana makin memperjelas sindrom ini.

Kata doski:

"Kalo gw punya barang, terutama gadget, harus sesuai fungsi atau hakekatnya. Misalnya gw mau foto...ya gw beli kamera. Gw mau merekam...ya gw beli handycam. Gw mau mp3 player...ya gw beli iPod. Gw ga suka foto, dengar lagu, atau merekam di handphone walaupun handphone bisa semuanya. Bagi gw handphone ya buat nelpon dan sms."


Gw terhenyak dengan kata-kata itu....

KARENA ITU SANGAT MENGGAMBARKAN DIRI GW SENDIRIH!

Dan itulah yang sedang terjadi sekarang. Diperparah lagi dengan sifat impulsif (atau random?) gw.

Contoh nyata:

Tahun 2009

"Aduh, udah banyak nih lagu-lagu gw. iPod nano-nya udah ga muat. Pengen beli iPod classic biar muat."


Dan benda itu pun menjadi hadiah gw masuk UI. Saat tiba di Infinite, nyokap sempat menawarkan apakah gw tetap mau iPod classic atau iPod touch aja.

Gw bersikeras iPod classic. Nyokap pun bertanya:

"Kenapa ga sekalian yg touch aja? Kan bisa buat main game juga, bisa taro gambar, dkk dll.."

Gw bersikeras iPod classic. Penyebab pertama adalah karena kapasitas iPod classic lebih memungkinkan buat lagu-lagu gw (yang sudah melebihi 32 GB). Penyebab kedua adalah karena sejak awal gw ngidamnya iPod classic.

Idealis?
Selera?


Tahun 2010

"Banyak momen penting dalam hidup gw. Gw pengen merekam semua itu biar bisa gw tonton di hari tua nanti. Lagian cita-cita gw kan jadi sutradara. Beli handycam kayaknya asik nih..."

Dan setelah kelaparan selama 4 bulan tabungan cepat terisi, gw pun membeli handycam...sekali lagi ditemani nyokap.

Lalu nyokap kembali bertanya:
"Kenapa ga beli kamera SLR aja? Kan pixelnya lebih besar, terus kualitas gambarnya lebih bagus...bisa foto juga..dll dsb..."

Gw tetap beli handycam. Karena bagi gw, buat merekam ya handycam. Buat foto lain lagi ceritanya.

Idealis?
Boros?

Tahun 2011

(habis nonton Teater Koma)
"Agaknya keren nih kalo punya SLR. Bisa foto macem-macem dengan kualitas yang oke. Siapa tau bisa jadi sumber uang juga..."

And that's my early birthday present.

Nyokap sekali lagi menawarkan,
"Mau sekalian yang 600D ga? Biar keren. Kan merekan videonya udah HD tuh, terus bagus, terus bla-bla-bla..."

Gw bersikeras yang paling murah aja, which is 550D. Alasan?
Karena gw ga se-pro itu. Ngapain mahal-mahal? Sayang disayang......lagunya enak merdu sekali? #lupakan

Selera?
Idealis?
Boros?


Yea, I haven't figure it out yet.
Nanti malam, mungkin. Di detik-detik menjelang bertambahnya usia.

Meanwhile, I just thank God for everything I've got.
For God is great. He gave me precious things through my parents, yet above all,

He gives me life.
He keeps his eyes on me when no one else see.

And for these, I thank Him in every breath I take and in every blink of my eyes.



Thank you...God!

0 comments: