Bosan ke Bali? Ke AMBON saja! (bagian 1)

on Saturday, October 16, 2010
Oke, karena waktu itu gw sedang skip dari dunia blog, maka kali ini gw akan menceritakan tentang tanah 'asal' gw: AMBON.

Nah, walaupun gw sebenarnya memiliki darah Ambon, Belanda, Cina (dan mungkin Arab), tapi kalo ditanyain gw itu orang apa, pasti gw jawab gw orang Ambon. Dan biasanya banyak yang berkomentar kalo gw tidak terlihat seperti orang Ambon. Lantas terlihat seperti apa dong gw?

Jika digolongkan, gw mungkin termasuk orang Ambon yang murtad. Gw belum pernah menginjak tanah Ambon. Gw ga tau letak persisnya kampung gw di Ambon sebelah mana. Gw sebenarnya sudah tidak punya keluarga 'langsung' di Ambon. Gw tidak punya rumah di Ambon.

Gw cuma numpang nama dan gen.

Untungnya, tahun 2009 lalu gw diajak ke Ambon bareng opa dan (alm) oma gw. Cuma seminggu sih, tapi bagi gw itu spesial banget.
Nah, karena sudah lewat setahun, jadi gw tidak ingat persisnya bagaimana perjalanan gw. Lebih baik gw ceritakan saja yang gw tau tentang Ambon.


Nah, keluarga gw yang masih di Ambon itu adalah saudara-saudara dari (alm) oma gw. Pada awalnya gw membayangkan Ambon adalah tempat yang terpencil, ansos, dan agak kampungan. Tapi setelah datang ke sana....well, it's better.

Kota Ambon sendiri adalah kota yang kecil. Di sana cuma ada satu KFC, tidak ada mall satupun, dan hanya ada sedikit restoran atau rumah makan. Jangan harap di sana ada Starbucks, J.Co, Bread Talk, A&W, dan teman-temannya itu. Dan jangan harap ada yang mau buka gerai Chanel, Hugo Boss, atau sejenisnya di sana.

Jadi intinya orang Ambon memang masih 'tradisional'. Orang Ambon lebih suka masak makanan sendiri atau makan masakan maminya daripada keluar makan di restoran. Orang Ambon itu pada dasarnya malas, jadi yang punya toko atau buka usaha itu pasti orang luar Ambon, misalnya orang Makassar, Buton, atau orang Cina.

Ambon bisa dibilang terbagi dua. Pembagian ini adalah peninggalan masa kerusuhan dulu. Daerah pesisir yang dekat dengan laut itu adalah daerah Muslim, sedangkan daerah atas yang di bukit-bukit adalah daerah Kristen. Sekarang sih sama aja. Kalo keluarga gw itu sendiri tinggalnya di 'atas' (daerah bukit).

Pulau Ambon itu cuma pulau kecil. Yang kelihatan dari peta itu adalah Pulau Seram. Karena Ambon itu tengahnya adalah gunung, jadi semua kota-kotanya terletak di tepi pantai. Jalanan antar kota itu juga menyusuri pantai.

Naaaah, di sinilah asiknya.



Foto di atas diambil di sebuah pantai. Pantainya ga bernama? EMANG! Hohohohohoho, di situlah gaulnya!
Jadi waktu itu gw lagi dalam perjalanan mau ke kota manaaaa gitu. Terus di tengah jalan, kita melihat bahwa pantainya keren. Jadilah kita langsung MENEPI, TURUN DARI MOBIL, dan BERMAIN DI PANTAI!!!
MUHAHAHAHHAHAHAHAHAHAH!!!!

Kurang enak apa coba?? Lo bisa ke pantai dengan mudah, dimanapun, tinggal turun dari mobil and IT'S ALL YOURS!! YOU CAN PLAY LIKE YOU OWN THE BEACH!! Ga bayar, ga ada yang jaga, ga ada yang larang!!
KURANG KEREN APA LAGI TUH??

Iya, jadi intinya di Ambon itu lo bisa bosan liat laut tiap hari.

Nah, cerita gaul lainnya.

Gw di rumah salah satu kerabat di dekat Alang. Rumahnya sederhana, tapi pekarangannya GEDE BANGET.
Ini kita foto di pekarangannya.

Jadi waktu itu dia nawarin, 'mau minum air kelapa ga?' Nah, karena semua mengiyakan, dia pun pergi.....MEMANJAT POHON DAN MENGAMBIL KELAPA!
Jadi pekarangan rumahnya penuh pohon kelapa. Kalau mau minum, tinggal manjat saja!

Terus rumahnya itu pas di pinggir pantai jadi anginnya dasyat banget. Batas antara rumahnya dan pantai/laut hanyalah tembok pendek:

Tuh, yang lagi dipijak sama opa dan sepupu gw.
Dan setelah melewati tembok pendek itu, maka kita akan menemukan:



JENGJEEEEEEENG!!! LAUT LAGI!
KEREN KAN? KEREN KAN? KEREN KAAAAAAAAAAAAAAAAN???!!!


....bersambung

0 comments: