There and Back Again: Jogja day 2, part 1

on Wednesday, August 25, 2010
TEMPLE TRIP: BOROBUDUR, MENDUT, & PRAMBANAN

Sesuai judul, hari kedua ini adalah hari untuk mengunjungi candi-candi di sekitar Jogja. Ya, sekitar Jogja, karena candi-candi tersebut sebenarnya tidak lagi berada dalam wilayah Jogja.

Pertama, kita menuju ke Candi Borobudur. Jalan-jalan sekarang jadi lebih mudah, karena kami sudah berbekal peta...walaupun petanya cuma peta kota Jogja, hehehe...
Nah, dari kota Jogja menuju Borobudur, yang perlu dicari hanyalah jalanan menuju Magelang. Jalannya cukup besar, karena mengarah ke luar kota. Kalau sudah dapat jalan menuju Borobudur, silahkan ikuti saja dulu jalanannya, karena candinya masih jauh.

Nah, setelah sampai di wilayah Magelang, Jawa Tengah, yang pertama ditemui adalah daerah Muntilan. Dari sini masih lurus lagi, tapi perhatikan baik-baik rambu jalannya, karena nantinya akan ada pertigaan, dan kita harus membelok ke kiri untuk menuju Borobudur.

Setelah melewati pertigaan, ikuti saja rambu-rambu yang ada. Kita lalu memasuki sebuah jalanan dua arah dengan hamparan sawah di kiri kanan jalan, yang rupanya telah menarik perhatian sepasang bule.
Pemandangan yang menarik, sebab mereka berdua tengah berjongkok di tengah sawah, entah mencari ular atau sedang meneliti akar padi, atau mungkin hanya melepas rasa penasaran mereka karena di negaranya tidak ada padi.

Masuk lagi ke dalam, kita akan melewati Candi Mendut terlebih dahulu. Lurus terus, lalu terdapat pertigaan (atau perempatan?) jalan dengan sebuah tugu besar di depannya, bertuliskan Taman Budaya Candi Borobudur. Jalanannya terbagi dua, tapi sebenarnya ujungnya sama, jadi masuk saja ke salah satunya. Kami memilih jalanan yang sebelah kanan.

Nah, ketika ada pertigaan, kami sempat dibuat bingung, karena tidak ada rambu-rambu yang menunjukkan Borobudur ke arah mana. Setelah berjalan agak jauh, kami memutar balik karena salah jalan, lalu membelok ke kanan di pertigaan (yang di tengahnya ada tugu). Ternyata rambu-rambunya ada, hanya saja ketutupan pohon -.-'

Nah, akhirnya KETEMU JUGA TJANDI BOROBUDUR! TROTEEEEEEEEEEEEEEEEEEET!! *suara terompet perang*

Begiti mobil kami memasuki area parkir, tiba-tiba segerombolan penjual menginvasi kami. And yes, literally, they invaded us.
Mereka langsung mendekat, menyodorkan jualannya, dan tidak berhenti walaupun sudah berkali-kali ditolak.

Dari parkiran ke Borobudur, jaraknya JAUH. Dan sialnya lagi, udara sedang PANAS-PANASNYA. Baru jalan 100 meter, keringat sudah mengalir heboh di punggung gw. Di depan gw, ada sekeluarga bule yang sangat ingin tahu. Entah kenapa, tiba-tiba mereka berhenti dan memotret seonggok daun di jalanan.
Lalu mereka mengelilingi daun itu dengan penuh minat.
Lantas dijepret lagi.



Lalu berikutnya mereka memotret ulat bulu gendut.
Ternyata ulat bulunya bereaksi pada suara jepretan! ULAT BULU MENJADI RAKSASA DAN MEMANGSA KELUARGA BULE ITU! GROAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!

*plak!*

Now....hh hhh hh *tersengal-sengal*
Finally...

Candi Borobudur!


Bokap dan nyokap langsung mencium tanah Borobudur, menangis terharu, dan berjoget riang di depan candi, karena akhirnya setelah 40 tahun lebih hidup di dunia ini, mereka akhirnya menyaksikan kebesara, kelebaran, dan kepanasan Borobudur.


As for me?
Well, I've seen it once.


Tjatatan: WAJIB menyewa guide, karena kalau tidak, anda hanya akan mengitari Borobudur seperti orang tolol, mengagumi arca-arca di dindingnya, tanpa tahu apa arti dan ceritanya.

Sayangnya nyokap menolak memakai guide dengan pikiran bahwa gw, yang udah pernah ke sana, bisa menceritakan tentang Borobudur.

Well, it's been 3 year. What do you expect?

Nah, karena ga mengerti apa-apa, kami akhirnya hanya mengitari Borobudur. Foto sana foto sini, ketawa-ketiwi, ngeliatin bule-bule ganteng (itu cuma gw), dan...foto.











"I just want the entire BSD."


"I think they need patent for this... Surely will surpass Lego!"




"I'm definitely the queen of the world!"




To be continued...

0 comments: